Kerap Didatangi Mahasiswa, Siap Tularkan Ilmu

SuaraBanyuurip.comAhmad Sampurno

Blora – Di lahan seluas 2000 meter persegi (M2), Karsilo, tampak sibuk merawat tanamannya. Dengan telaten warga Balun, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, itu memetik daun-daun tananaman yang layu. Sesekali pria berusia 53 tahun itu membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman. 

Di kebun laboratorium inilah,  Karsilo, mengembangkan tanaman unggul. Bemacam-macam tanaman unggul dia kembangkan. Rata-rata tanaman yang dikembangkannya masih asing di Kabupaten Blora, namun sanggup berbuah dan bernilai ekonomis.

Di kebun laboratorium Karsilo ada 15 jenis tanaman unggul yang berhasil dikembangkan. Di antaranya Kelengkeng, Durian, Srikaya Jumbo dengan besar mencapai 8 ons, Belimbing Dewi, Jambu Kristal (Jambu biji namun tanpa biji), Jambu Madu Hijau, Jambu Citra, Nangka Tanpa Dami, Buah Naga, Sawo Madu, Pepaya Bali, Durian, Matoa, Jeruk Kimkit, Sirsak manis, dan buah tin.

“Saya mulai mengembangkan tanaman sejak 3 tahun lalu,” kata Karsilo kepada suarabanyuurip.com, Senin (5/1/2014).

Semua tanaman yang dikembangkan Karsilo itu di datangkan dari luar kota.  Bahkan ada yang didatang dari luar jawa, dengan harga tidak murah. 

Karsilo menganggap kebunnya ini sebagai kebun laboratorium. Karena kebun tersebut awalnya memang digunakan  sebagai sarana pembuktian dan uji coba dari ilmu yang di dapatnya selama 7 tahun.

“Di sini saya gunakan sebagai sarana pengembangan dan pembuktian dari rasa penasaran saya. Karena bagi saya tidak ada pohon yang tidak bisa ditanam dan berbuah,” katanya.

Dengan rekayasa tanah dan cara perawatan yang tepat, Karsilo berhasil membuktikannya.  Tanaman yang semula tidak mungkin berbuah, sekarang semuanya telah berbuah. Bahkan dengan kepiawaiannya dalam dunia pertanian semua jenis tanaman buah yang dikembang Karsilo bisa menghasilkan dan  ditanam pada kondisi tanah apapun.

Buah Durian dan buah Tin, misalnya. Bagi kebanyakan orang menganggap tidak bisa berbuah bahkan mati. Akan tetapi dengan rekayasa lahan dan perawatan yang tepat, tanaman tersebut bisa  berbuah. Bahakn, tanaman buah yang dikembangnya tak mengenal musim.

“Kapanpun kita bisa panen,” tegasnya sambil menunjukkan buah naga. 

Dari perjuangan dan kegigihan Karsilo, banyak warga dari dalam maupun luar kota yang datang untuk berkunjung di kebun miliknya yakni setaip hari Sabtu dan Minggu. Kedatangan mereka selain ingin melihat jenis buah-buahan yang langka, juga ingin belajar cara berbudidaya.

“Bahkan ada keluarga yang membawa serta anaknya ke sini. Meski hanya untuk melihat dan menikmati suasana kebun,” ujar Karsilo, mengungkapkan. 

Menurut dia, animo masyarakat saat ini, terutama yang datang di kebunnya, cenderung pada wisatanya. Untuk itu dia berharap di Blora ada agrobisnis yang bisa dijadikan wisata dan tentunya bisa bernilai ekonomis.

“Utamanya bagi kaum petani di Blora,” tandas dia.

Karena cita-cita luhurnya itulah, Karsilo  tidak menutup diri untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat yang datang. Tidak heran, jika banyak banyak mahasiswa dari luar kota dan masyarakat umum yang datang untuk menimba ilmu pada Karsilo.

“Untuk mahasiswa sendiri ada yang datang dari luar kota, sekedar untuk melihat dan belajar pada saya,” pungkasnya.(ams)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *