SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Syaifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Tuban, terus memperhatikan pendidikan anak penyandang autis. Salah satunya pendidikan Meidias Jati Irawan (7), bocah autis asal Dusun Ngulahan, Desa Ngulahan, Kecamatan Tambakboyo, Tuban.
“Kami prihatin dengan kondisi Meidias sebab jauh dari orang tuanya, sekaligus bocah penyandang beberapa penyakit ini kesehariannya di rantai tangannya,” kata Gus Ipul kepada suarabanyurip.com, ketika dikonfirmasi saat kunjungannya di Kecamatan Tambakboyo, Kamis (6/10/2016).
Dia meminta, Pemda terus memonitor perkembangan dari Meidias, jangan sampai ada kasus serupa yang tidak dilaporkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Permintaan ini sesuai target dari Gubernur Soekarwo, bahwasanya Jatim tahun 2017 harus bebas pasung.
Sebenarnya perlakuan nenek Meidias merantai tangan cucunya tersebut, ada maksud positif. Â Suatu ketika Meidias ditinggal ke sawah, sebuah televisi di rumahnya dirusak. Kondisi ini akibat dari penyakit autis yang diderita Meidias, selain itu bocah 7 tahun ini juga tuli, buta serta keterbelakangan mental.
“Sebenarnya ini butuh sinergi bersama untuk membantu anak-anak serupa Meidias,” imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Daerah Tuban, Budi Wiyana, menyatakan, siap untuk memperhatikan pendidikan Meidias. Selanjutnya Pemda akan merekomendasi bocah ini untuk belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo Tuban.
“Akan tetapi ada satu problem yakni neneknya tidak tega melihat Meidias jauh dari rumah,” sambungnya.
Menyikapi hal ini, Pemda terus bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan Tambakboyo, serta Pemerintah Desa Ngulahan. Sejak tahun 2011 salah seorang bidan setempat, juga rutin mengobati Meidias serta membawanya ke rumah sakit.
“Bahkan sejak tahun 2011 pengobatan Meidias gratis dan setiap bulannya dibantu Rp 300 ribu,” tukasnya.
Budi menegaskan, tindakan merantai Meidias sebenarnya bukan termasuk kategori pasung. Meskipun demikian, aksi tidak manusiawi ini dipastikan terakhir terjadi di Bumi Wali.
Saat ini Pemda telah menggulirkan program Gerakan Pelepasan Pasung Secara Tuntas (Gelas Patas). Program yang dideklarasikan pada tanggal 21 April 2016 ini berhasil melepaskan korban pasung secara tuntas.
Mekanismenya apabila ada laporan dari masyarakat, korban pasung itu harus langsung dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur atau Lawang Surabaya. Nantinya akan dirawat, hingga dipastikan sembuh, bagi yang sudah sehat dipersilahkan pulang sedangkan bagi yang masih sakit akan dirawat jalan.
Informasi yang dihimpun suarabanyurip.com di lokasi, Meidias ini sudah sejak kecil menderita 4 penyakit. Hingga kini ayahnya yang pamit kerja ke Kalimantan tak ada kabar, sedangkan ibunya kerja di Surabaya setahun sekali pulang.
Sehari sebelum Gus Ipul datang di lokasi, kondisi Meidias sangat memprihatinkan. Autis yang dialaminya membuat Meidias hiperaktif, bahkan untuk mandi rantainya pun harus tetap dipakai. (Aim)