Mohammad Mastur, Wasit Kualifikasi Internasional Klas I Pencak Silat Asal Bojonegoro di PON XX Papua

23583

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX telah usai. Namun, barangkali warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tak banyak yang mengetahui, bahwa Ketua Pertandingan di Cabang Olahraga Pencak Silat yang dihelat di Papua itu asli warga Bojonegoro. Yakni Mohammad Mastur.

Meski halus dalam bertutur sapa, santun dalam bersikap, namun jangan coba-coba mempengaruhi keputusannya saat memimpin pertandingan. Sebab selain akurat dalam menilai pertandingan, keputusannya tegas dan tidak dapat diganggu gugat.

Karena profesionalismenya di gelanggang kejuaraan pencak silat inilah, Mohammad Mastur selalu diminta oleh lembaga pencak silat internasional untuk memimpin kejuaraan pencak silat baik di tingkat asia maupun dunia.

“Di PON XX Papua ( giat multi even ) itu untuk ke sekian kalinya saya ditugaskan oleh PB IPSI untuk menjadi ketua pertandingan,” kata Mohammad Mastur kepada SuaraBanyuurip.com, Minggu (17/10/2021).

Pria yang akrab disapa Mas Muh ini mengaku, mengawali karirnya sebagai wasit dimulai sejak 1986, sebagai wasit IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) tingkat Pengcab (Pengurus Cabang). Uniknya, sekalipun sudah memiliki sertifikat wasit, saat itu Mastur masih sempat bertanding di Kelas D putra.

“Waktu itu sempat dapat medali perak,” kenangnya.

Kendati, dunia atlet terpaksa ditinggalkan, lantaran para seniornya di Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) Cabang Bojonegoro – Pusat Madiun saat itu melihat talenta pada diri Mastur. Lalu mendorongnya agar serius terjun ke dunia perwasitan.

Rupanya, arahan para seniornya di Bojonegoro tidaklah keliru. Sebab, sejak mulai terjun sebagai wasit, pria yang juga pendekar tingkat II di SH Terate ini karirnya menanjak dengan cemerlang.

Tercatat, tahun 1992 Mastur meraih Sertifikat Wasit Nasional. Kemudian pada tahun 1997 ia berhasil meraih Sertifikat Wasit Internasional Kelas III, lalu pada tahun 1998 naik mendapat Sertifikat Wasit Internasional Kelas II, yang dua-duanya diraih melalui ujian di Jakarta.

“Sertifikat Wasit Internasional Kelas I tahun 2005 itu saya dapat setelah lulus ujian Wasit Internasional di Singapura sekaligus sebagai The Best One,” kisahnya.

Disinggung perihal pengalamannya saat kegiatan pertandingan. Mastur mengaku, banyak sukanya ketimbang dukanya. Namun pengalaman yang tidak dapat dilupakannya, yaitu saat memimpin kejuaraan pencak silat di Vietnam. Saat itu nyawanya hampir melayang karena nyaris kejatuhan lampu kaca yang sangat tebal dari atas.

“Jaraknya cuma setengah meter dari tempat saya bertugas,” ujarnya.

Meski telah melanglang buana melalui keahliannya dalam memimpin kejuaraan pencak silat, Mastur tak pernah melupakan jasa para seniornya dan SH Terate.

Disebutkan, mulai kejuaraan pencak silat Sea Games, Asian Games, asian beach games, dan berbagai kejuaraan tingkat dunia seperti UK International Pencak Silat Championship di London, kejuaraan dunia tahun 2007 di Pahang Malaysia pernah ia pimpin pertandingannya.

Tetapi pribadi Mastur tetap bersahaja, bahkan pertandingan pencak silat di tingkat intern antar Ranting PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE Cabang Bojonegoro, ia masih mau menjadi wasit juri.

“Karena, melalui bimbingan dari para senior itulah, kita bisa melanglang buana,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *