Belum Tertangani, Sumur Minyak Tua Kedinding Keluarkan Minyak Campur Air Secara Alami

24921

SuaraBanyuurip.com -  Ahmad Sampurno

Blora – Sumur minyak tua Lapangan Kedinding di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengeluarkan cairan berupa air bercampur minyak secara alami. Fenomena ini sudah terjadi bertahun-tahun dan belum ada penanganan.

Dari mulut sumur, air bercampur minyak mengalir menuju penampungan. Tampak di dua bak penampungan terdapat dua cairan berwarna hijau pekat dan bewarna cokelat. Bau khas menyengat minyak mentah. Hingga kini, belum diketahui pihak mana yang mengelola sumur KDD 10 tersebut.

Sebelumnya, sumur minyak tua ini pernah berada di bawah pengelolaan Badan Usaha  Milik Daerah (BUMD) Blora, PT Blora Patra Energi (BPE), yakni pada kisaran tahun 2006 sampai tahun 2015. Pengelolaan ini dikerjasamakan dengan kelompok penambang setempat.

Setelah habis masa kontrak pengeloaanya, sumur minyak tersebut secara otomatis kembali kepada Pertamina EP. Lapangan Kedinding merupakan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina EP Field Cepu.

Kepala Desa Ngraho Sri Lestari Indajani saat dikonfirmasi membenarkan jika dulu pernah dikelola oleh penambang.

Baca Juga :   Pertamina Hulu Energi Jalankan Strategi Dekarbonisasi Berkelanjutan

“Sejak awal saya menjabat, sampai sekarang operasi berhenti total. Tidak ada operasi,” kata dia Kamis (14/4/2022).

Kondisi sumur yang sekarang ini terus menerus mengeluarkan minyak, terjadi sudah bertahun-tahun.

“Entah beberapa tahun lalu pernah flowing besar hingga minyaknya mengalir sampai sungai,” ucapnya.

Pernah kondisi sumur penuh cairan dari dalam sumur meluber. Namun tidak sampai terjadi semburan.

“Kalau sakarang, hanya kecil seperti itu,” ujar Bu Sri.

Sempat tersiar kabar, jika akan ada pihak yang akan mengelola sumur tersebut. Terkait penduduknya yang menguasai atau pengangung jawab sumur, dia mengaku tidak tahu. Hanya saja, ada tenaga yang menjaga lokasi sumur.

“Ada satu penduduk kami yang jaga. Dia digaji oleh Pertamina EP setiap bulannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT BPE Tri Harjanto, belum memberi keterangan terkait hal itu. Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak ada respon meskipun ada tanda sambungan. Pesan WhatsApp dari suarabanyuurip.com juga tidak mendapat balasan. Sementara Direktur Operasional PT BPE, Awan Pradigsa, juga tidak merespon. (ams)

Baca Juga :   Dewan Terus Mengawasi Penggunaan DBH Migas

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *