SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Dr. Sri Budi Cantika Yuli, SE, MM, perempuan asli Bojonegoro, Jawa Timur, telah mengharumkan tanah kelahirannya. Pasalnya, ia masuk dalam peringkat ke 76 dari 100 Ilmuwan terbaik dunia yang ada di Indonesia.
Selain mengharumkan kabupaten penyumbang produksi migas terbesar di Indonesia, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang sejak 1999 ini tentu juga membanggakan keluarga besarnya di Bojonegoro.
Awalnya, Sri mengaku tidak tahu ia masuk peringkat, tetapi salah seorang sahabatnya mengirim link peringkat AD Scientific Index. Kemudian ia mencari yang masuk peringkat dari Universitas Muhammadiyah Malang siapa saja.
“Dan ternyata ada nama saya. Awalnya kaget, sekaligus saya merasa bahagia dan bersyukur bisa berkontribusi sesuai bidang saya,” katanya.
Perempuan hobi travelling dan kuliner ini menuturkan, bahwa penilaian Top 100 ilmuwan dunia ini berasal dari AD Scientific Index. Yaitu semacam sistem peringkat dan analisis berdasarkan kinerja ilmiah dari produktivitas ilmiah para ilmuwan secara individu di seluruh dunia. Setiap tahun ada pemeringkatan dari AD Scientific Index tersebut. Sehingga bisa saja peringkat seseorang berubah-ubah.
“Untuk Tahun 2022 ini di Bidang Theology, di Indonesia saya peringkat 76, di Asia peringkat 137 dan di Internasional peringkat 535,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kriteria untuk penilaian ini didasarkan pada total i10 index, h-index, dan skor sitasi di Google Scholar selama 5 tahun terakhir. AD Scientific Index membagi menjadi 256 bidang ilmu, yang dinilai sekitar 14.200 institusi, dan sekitar 215 negara.
Dalam bidang theology, mantan Kepala Laboratorium Bank Syariah ini mengaku, sebenarnya bidang yang ia tekuni lebih ke Ekonomi Islam, terutama di Sumberdaya Insani, Budaya Organisasi dan Etika Kerja. Oleh AD Scientific Index bidang tersebut dimasukkan dalam bidang Theology (History, Philosophy, Theology).
“Ada 3 karya prestatif saya terkait bidang Theology ini, hasil dari penelitian saya dengan mengambil lokasi penelitian di Universitas Muhammadiyah Malang,” ungkapnya.
Yang Pertama, Konsep Budaya Organisasi Islamic Prophetic Transformative, yang artinya implementasi budaya di sebuah organisasi dapat didasari pada Karakter Shiddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah.
Kedua, ialah Konsep Spirit Al Ma’un dalam Budaya Organisasi, yang artinya implementasi budaya di sebuah organisasi dapat didasari semangat dari Al Qur’an Surat Al Ma’un ayat 1-7 melalui karakter yang tidak pelit, modern dan tidak ketinggalan dengan perkembangan yang ada ditingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Sehingga gagasan atau ide-ide besar dapat diwujudkan secara nyata agar bermanfaat untuk memberdayakan yang lemah. Juga melalui karakter perduli, perhatian dan menjaga silaturahim.
Sedangkan yang ketiga, Konsep Pengelolaan Sumberdaya Insani di Organisasi dapat bersumber pada Al Qur’an, mulai dari proses perencanaan (QS Al Hashr ayat 18), rekrutmen (QS Al Anfal ayat 27), seleksi (QS Al Qashash ayat 26), penempatan (QS An Nisaa ayat 58), pengembangan karier (QS Al Mujaadalah ayat 11), penilaian kinerja (QS At Taubah ayat 105), dan kompensasi (QS Al Ahqaf ayat 19).
“Ketiga Konsep tersebut sudah saya daftarkan ke Hak Cipta,” ucapnya.
Disinggung mengenai prestasi apa saja di bidang theology. Wanita yang juga penyuka kegiatan berkebun ini membeberkan, penelitian dan publikasinya mayoritas tentang Sumberdaya Insani, Budaya Organisasi dan Etika Kerja dalam perspektif Islam.
Dan ada pula bukunya tentang Implementasi Nilai Keislaman dalam Budaya Organisasi. Ia juga pernah memperoleh Beasiswa Seminar Luar Negeri (BSLN Dikti) di Osaka University Jepang dan Beasiswa Erasmus+ Programme di WSB University in Poznan, Polandia. Selain itu berkesempatan mengajar kelas Internasioal tentang Budaya Organisasi dan Pengelolaan Sumberdaya Insani.
“Bidang keilmuan saya Ekonomi Islam, di Akun Google Scholar bisa dilihat, kajian-kajian saya banyak tentang Sumberdaya Insani, Budaya Organisasi dan Etika Kerja,” terangnya.
Sekretaris Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM itu menitipkan pesan kepada para ilmuwan muda. Yaitu, pertama harus menyusun roadmap keilmuan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, dapat fokus dan mengoptimalkan portofolio diri.
Lalu harus mau update teknologi, banyak-banyak belajar dan mengembangkan diri, terbuka untuk berkolaborasi dengan ilmuwan atau dosen-dosen yang lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional
Dijelaskan, bidang theology sebenarnya ilmu yang bersifat multidimensi yang sangat luas dan dapat menjangkau berbagai aspek kehidupan. Apabila ditekuni satu bidang dengan terus mengembangkan keilmuan yang dimiliki, memperbanyak publikasi dan kolaborasi, tentu akan memberikan kontribusi yang lebih bagus lagi.
“Saat ini publikasi saya juga berkembang ke arah Ekonomi Islam, Keuangan Islam dan Industri Halal,” tandas perempuan yang sedang mempersiapkan syarat-syarat untuk pengajuan kepangkatan menuju Guru Besar (Profesor).(fin)