Pembangunan Jalan Tol Ngarobat Tahap Persiapan Lelang

24496

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Rencana pembangunan jalan tol Ngawi – Bojonegoro – Babat (Ngarobat) masih tahap persiapan lelang di Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sesuai studi awal ruas tol ini akan menggunakan tanah solo valley.

“Pembangunan Tol Ngarobat masih dalam tahapan untuk persiapan lelang investasi,” kata Sanz Lamin, Konsultan Publik Pembangunan Jalan Tol Ngarobat dihuhungi suarabanyuurip.com.

Informasi yang diperoleh suarabanyuurip.com, lokasi pembangunan jalan tol Ngarobat rencananya akan berubah. Tidak akan menggunakan lahan solo valley. Melaiankan lahan hutan milik Perhutani.

Perubahan tersebut ditengarai karena adanya eksploitasi migas Banyu Urip, Blok Cepu di Kecamatan Gayam dan Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kecamatan Ngasem.

“Dari pertemuan dengan beberapa kepala desa di wilayah Bojonegoro barat bersama konsultan jalan tol Ngarobat di Surabaya beberapa waktu lalu, rencananya ada perubahan lokasi. Tidak di lahan solo valley, tapi melewati lahan hutan,” ujar salah satu kepala desa yang meminta tidak sebut identitasnya.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Sanz Lamin belum memberikan tanggapan.

Tim Teknis Perwakilan Kementerian PUPR, Ridwan Hoesin sebelumnya mengatakan, jalan tol ruas Ngarobat yang akan dibangun memiliki panjang 116,78 Km di atas lahan solo valley. Jumlah desa di Bojonegoro yang akan dilewati sebanyak 69 desa tersebar di 16 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Baureno, Kepohbaru, Sumberrejo, Balen, Sukosewu, Kapas, Bojonegoro, Dander, Ngasem, Kalitidu, Gayam, Purwosari, Tambakrejo, Padangan, Ngraho, dan Margomulyo.

“Namun jumlah desa ini masih bisa berubah. Sebab, perencana pembangunan jalan tol ini masih dalam studi kelayakan,” ujarnya saat Konsultasi Publik di Pendapa Malawapati Pemkab Bojonegoro beberapa waktu lalu.

Dijelaskan jalan tol ruas Ngarobat ini akan menghubungkan jalan tol ruas Solo-Ngawi-Kertosono yang sudah beroperasi dan terhubung dengan jalan tol ruas Demak-Pati-Babat dan Babat-Manyar.

“Nantinya, jalan tol ini juga terhubung dengan jalan tol eksisting ruas Surabaya Gresik. Sehingga, Tol Ngarobat akan berfungsi sebagai jaringan jalan tol penghubung lintas tengah dan utara,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Bojonegoro, Nurul Azizah menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mengusulkan ke Kementerian PUPR agar exit tol berada di sekitar kota.

“Kalau di kota apakah ada di sekitar Ngumpakdalem, Margomulyo atau di Kalisari Baureno,” katanya.

Menurut dia, dengan adanya exit tol dapat memberikan dampak perekonomian bagi Kabupaten Bojonegoro. Jadi, Bojonegoro tidak dilewati saja dan hanya terpagar oleh jalan tol.

“Namun, diharapkan muncul pemberdayaan ekonomi masyarakat, sehingga pemkab mengusulkan lokasi-lokasi exit tol,” jelas Nurul saat sosialisasi.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *