Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Operator ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan didukung Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) gelar kegiatan “Bincang-bincang Media” dengan mengusung tema “Mewujudkan Dunia Digital Tetap Aman dan Nyaman” yang dipusatkan di pendapa Dolokgede Open Space atau Yayasan Kariman Kasminah (Mannah), Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (19/09/2022).
Hadir dalam acara, Kepala SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi, External Manager Affairs EMCL, Ichwan Arifin, Dinkominfo Jatim, Siti Saadah Hafidz, Direktur Center for Digital Society, Iradat Wirid, Ketua Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Septiaji Eko Nugroho, Ketua Ademos M. Kundlori, dan 30 jurnalis di Bojonegoro.
Dalam sambutannya, Ketua Ademos, M. Kundlori, mengucapkan terimakasih kepada para awak media yang hadir dalam kegiatan bincang-bincang media.
Pria ramah ini berharap kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan jurnalis dalam dunia digital, dan menciptakan suasana diskusi berbagi gagasan.
“Semoga kedepan kegiatan yang baik ini dapat berkelanjutan,” ujarnya.
External Manager Affairs EMCL, Ichwan Arifin mengungkapkan, bahwa kegiatan ini merupakan acara yang sering dilakukan untuk merawat silaturahmi antara KKKS dengan jurnalis di Bojonegoro. Sebagai mitra kerja, awak media memiliki peran penting dalam memberikan informasi. Terlebih dalam memerangi berita hoax yang tentunya mengganggu dan berdampak negatif terhadap masyarakat.
“Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat,” kata Ichwan.
Senada diungkapkan Kepala SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi. Pihaknya sangat menghargai peran penting para awak media yang ada di Bojonegoro dalam keikutsertaannya memberikan informasi kepada masyarakat, terlebih dalam hal berita Migas.
“Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf bila sekiranya masih terdapat kekurangan. Jurnalis di Bojonegoro sudah kami anggap seperti keluarga sendiri,” tandasnya.
Sementara dalam sesi diskusi, sebagai pemantik perbincangan, yaitu Kepala SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi, Dinkominfo Jatim, Siti Saadah Hafidz, Direktur Center for Digital Society, Iradat Wirid, Ketua Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Septiaji Eko Nugroho, dan Ketua Ademos Kundlori sebagai moderator bincang-bincang.
Usai dipantik para narasumber, yang memaparkan kondisi masyarakat digital di Indonesia, dan apa saja yang bisa dilakukan media dengan tipologi masyarakat seperti ini. Dalam kesempatan tersebut insan pers diberikan ruang untuk bertanya.
Diantaranya bagaimana sikap Dinkominfo Provinsi Jatim apabila ada keterlibatan Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkonminfo) di daerah yang diduga turut serta menyebarkan hoax, dan sulitnya dikonfirmasi.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Humas Dinkominfo Provinsi Jatim, Siti Saadah Hafidz mengatakan, dalam hal cover both side, ia mengakui terkadang memang ada pejabat yang sulit dikonfirmasi. Namun, hal itu tidak terjadi di Dinkominfo Jatim.
“Kalau di Bojonegoro kami tidak tahu. Namun kalau di Dinkominfo Jatim, kami selalu bersinergi dengan PWI dan AJI Jatim. Di Pemprov Jatim kinerja kami seperti jurnalis,” katanya.
Sedangkan berkenaan sikap Dinkominfo Jatim terhadap dugaan kominfo daerah yang misalnya justru terlibat menyebarkan hoax. Mantan redaktur Lensa Indonesia ini menyatakan, setiap ASN (Aparatur Sipil Negara) pada saat pra jabatan telah disumpah melayani masyarakat dan wajib berbuat baik.
“Selain itu kami ASN selalu mendapat literasi dari BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia), Badan Diklat Provinsi Jatim, terkait hal-hal bersifat layanan masyarakat. Termasuk humas. Seminggu sekali, apapun bidangnya,” pungkasnya.(fin)