Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menyebutkan, bahwa produksi minyak secara nasional mengalami penurunan. Namun berbanding terbalik dengan kondisi produksi gas yang justru berpotensi over substance (berlebih).
Hal itu mengemuka dalam acara bincang-bincang media, yang digagas oleh operator ladang migas Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), didukung oleh SKK Migas Jabanusa yang dipusatkan di pendapa rumah Menteri Sekretaris Negara (Mesesneg) Pratikno, Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (19/09/2022).
“Produksi minyak nasional, sampai saat ini memang menurun. Namun di satu sisi, eksplorasi kita berhasil, tapi dapatnya gas,” kata Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Nurwahidi, saat sebagai salah satu narasumber diacara bincang-bincang media.
Dijelaskan, sumber energi fosil atau hidrokarbon harus dilihat bukan hanya minyak saja, melainkan harus dilihat sebagai minyak dan gas. Hanya saja terdapat perbedaan dari sisi penjualan. Kalau minyak, baru diproduksikan sudah mudah dijual. Banyak yang akan mengambil produksi minyak. Berbeda dengan gas, harus dilengkapi dengan infrastruktur.
“Kemarin kami adakan even yang namanya Gas Expo. Kenapa? karena tahun ini, Jawa Timur, Jawa Tengah, itu over substance gas,” jelasnya.
Ditambahkan, ada beberapa lapangan yang on stream tahun ini, salah satunya lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB). Kemudian di wilayah Sumenep, Madura, yaitu HCML (Hisky-CNOOC Madura Limited) yang produksi gas-nya hampir sama dengan JTB.
“Nah, kalau tidak ada penyerapan gas ini, maka percuma kami punya gas,” tambahnya.
Saat ini, kata Nurwahidi, sebagian besar gas diserap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sekira 40 persen. Lalu ada juga sekira 20 persen diserap oleh industri. Kemudian diserap oleh industri pupuk 20 persen. Sebagian lagi diserap oleh rumah tangga
Jika produksi sekarang mengalami kenaikan, misalnya sebesar 50 persen, maka di satu sisi di industri yang ada pada pihaknya tidak bisa menjual produksi gas itu. Di sisi lain, kesempatan untuk mengembangkan industri yang nantinya akan mengembangkan teknologi di wilayah sekitar sumur gas tidak akan terwujudkan.
“Oleh karena itu, baik hulu dan hilir perlu sinergi dan kolaborasi yang baik, agar kita bisa mengoptimalkan produksi gas,” tandasnya.
Sementara itu, External Manager Affairs EMCL, Ichwan Arifin, mengucapkan terima kasih kepada 30-an jurnalis dan narasumber yang telah hadir dalam acara. Kegiatan ini disebut sebagai kegiatan yang rutin dilakukan dalam merawat silaturahmi.
“Selain itu, dalam silaturahmi ini ada bagi-bagi ilmu, pengalaman dan sebagainya. Karena teman-teman wartawan ini juga bagian dari mitra. Baik itu mitra kerja, maupun partner dalam konteks relationship,” ucapnya.
Sekedar diketahui, selain SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Nurwahidi, dalam acara tersebut hadir pula narasumber dari Dinkominfo Jatim, Siti Saadah Hafidz, Direktur Center for Digital Society, Iradat Wirid, Ketua Ademos M. Kundlori, dan Ketua Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Septiaji Eko Nugroho.(fin)