Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Seto Utoro, sosok yang tekun melestarikan kesenian batik tulis. Di tengah gempuran budaya luar pada generasi milenial saat ini, banyak yang tak tertarik dunia batik. Namun, Seto berupaya mengenalkan batik dengan cara unik, diantaranya menghadirkan motif batik ukiran kayu.
Seto, sapaan akrabnya tertarik membatik saat masih sekolah menengah pertama (SMP). Yakni berawal saat ia mendapat pelajaran keterampilan. Seto kemudian menekuni batik tulis dengan tujuan melestarikan seni daerah.
“Dulu setelah kenal batik itu saya lanjutkan belajar ikut senior. Alhamdulillah sekarang sudah mendirikan sendiri,” kata pemuda asal Desa Kedungsari, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Di tengah generasi milenial yang jarang menyukai batik, Seto Utoro menjadi pemuda inspiratif. Ia berharap bisa berperan serta melestarikan budaya Indonesia yang hampir redup ini.
“Suka batik karena asik dan menemukan kecocokan di situ,” katanya, Jumat (7/10/2022).
Batik tulis karya Seto ini cukup unik dan terkenal motif liuk-liuk, seperti tumbuhan yang menggambarkan bunga, daun, ataupun akar. Sehingga karya batik tulis Seto tampak lebih hidup dan modern.
“Sebenarnya saya sendiri bingung kalau ditanya khasnya apa, tapi batik yang saya buat lebih ke bentuk daun meliuk-liuk seperti ukir kayu gaya mataram,” kata pemuda lulusan Intitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta jurusan kriya itu.
Seto Utoro tetap gigih menekuni batik tulis di tengah perubahan zaman.
© 2022 suarabanyuurip.com/Joko Kuncoro
Namun, selain motif yang khas buatannya, ia juga menerima permintaan dari konsumen yang menginginkan motif berbeda. Karena ia bisa membuat batik berbagai macam motif misalnya seperti motif bunga rosela, jati, thengul praja mukti, hingga ia pernah membuat motif kesenian sandur.
“Motif itu bisa menambah kekhasan Bojonegoro dan mengangkat kesenian sandur,” kata Seto.(jk)
