Rasakan Manfaat dari Program Merajut EMCL

Siti Nurul Hidayati (kiri) sedang beraktivitas merajut bersama anggota.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Ratusan ibu rumah tangga di sekitar wilayah operasi ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mampu meraup penghasilan sekira Rp2 juta setiap bulannya dari hasil merajut.

Keahlian merajut tersebut diperoleh dari keikutsertaan mereka dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang digagas oleh EMCL dalam akronim PRIMA atau Perempuan Indonesia Merajut.

Salah satu peserta PPM PRIMA, Wainem (40) mengaku, telah merasakan manfaat nyata dari aktifitas merajut di kelompok sejak 2018. Karena secara keuangan, keluarganya yang berlatar mata pencaharian buruh tani terbantu mengalami peningkatan pendapatan.

“Saya termasuk anggota pertama program PRIMA. Sampai kini, per bulan kalau orderan lancar bisa dapat uang sampai Rp 2 jutaan. Ini penghasilan bersih. Karena cuma tenaga,” katanya.

Koordinator PRIMA Kecamatan Gayam, Siti Nurul Hidayati, membenarkan program PRIMA tersebut membantu perekonomian para peserta. Terutama kebutuhan sehari-hari 125 anggota aktif di kelompoknya menjadi tercukupi.

Perempuan yang akrab disapa Nurul ini mencontohkan, ketika mendapat pesanan besar sebanyak 600 potong produk rajutan. Pesanan besar ditambah dengan pesanan langsung yang dikerjakan bersama kelompoknya di Tuban, mampu menghasilkan keutungan hingga Rp23,5 juta dalam sebulan.

Community Relation EMCL, Hasti Asih.
© 2022 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

Hal itu menjadi mungkin, karena EMCL disebut membantu para peserta tak hanya dengan membekali keterampilan teknis merajut, namun juga dalam soal pemasaran produk yang dihasilkan. Sehingga diakuinya berhasil mendorong perempuan untuk maju dan mandiri secara ekonomi.

“Tak hanya itu, PRIMA juga melatih peserta agar memiliki kemampuan memotivasi diri, komunikasi, dan kemampuan berinteraksi antar personal,” ujar perempuan asal Desa Bonorejo ini.

Sementara itu, Community Relation EMCL, Hasti Asih menuturkan, orderan rajut kepada peserta program PRIMA masih terus berlangsung hingga hari ini. Yang terbaru, sedang mengerjakan pesanan dari BCM (Bumi Citra Mandiri) sebanyak 200 potong.

“PPM PRIMA ini memang bertujuan agar masyarakat mendapat tambahan penghasilan,” tuturnya kepada SuaraBanyuurip.com, Rabu (12/10/2022).

Rajut dipilih, kata mantan penyiar radio ini, disebabkan karena melihat kebutuhan pasar terhadap produk rajut yang terus meningkat dan berkembang, serta memiliki pasar yang berkelanjutan.

Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam terpilih sebagai uji coba pada awalnya. Namun karena terbukti meningkatkan penghasilan ibu rumah tangga yang semula kondisinya kurang beruntung, kini peserta program berkembang hingga Kecamatan Kalitidu dan Trucuk. Pun di wilayah Kabupaten Tuban.

Dijelaskan, sampai saat ini total lebih dari 26.000 panel rajutan telah diproduksi. Mulai tas, topi, dan sebagainya. Sedangkan penghasilan total dicapai sekira lebih dari Rp693 juta.

Ditambahkan, berkat kesuksesan program ini, EMCL berhasil menyabet empat gelar platinum di ajang Indonesia Sustainable Development Award 2021.

“PRIMA merupakan komitmen EMCL dalam mendukung masyarakat di wilayah operasi lapangan migas Blok Cepu,” pungkasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *