Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Paguyuban Pedagang Pasar Kota Bojonegoro (PPPKB) menawarkan konsep agar pasar buka selama 24 jam. Bertujuan sebagai solusi agar para pedagang yang menempati lokasi dalam pasar tidak merugi akibat sepi pembeli.
Hal itu diungkapkan dalam pertemuan para pedagang di Kantor Pasar Kota Bojonegoro dengan jajaran Pemkab Bojonegoro, Selasa (08/11/2022) kemarin.
Penasehat PPPK, Agus Mujianto mengungkapkan, bahwa selama ini pihaknya tidak pernah satu kali pun diajak berbicara mengenai adanya pembangunan pasar wisata. Jika pembangunannya diperuntukkan untuk memindah para pedagang.
“Jika waktu itu kami diajak berbicara, saya ada konsep pasar buka 24 jam. Kenapa begitu, karena saya lihat pedagang di Pasar Kota saat ini sangat dirugikan,” ungkapnya kepada jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, saat pertemuan dengan para pedagang di Kantor Pasar Kota Bojonegoro, yang dipimpin Sekda Nurul Azizah.
Situasi Pasar Kota Bojonegoro dikeluhkan pedagang karena nyaris tanpa ada pembeli.
© 2022 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari
Menurut Agus, sapaan akrabnya, para pedagang Pasar Kota Bojonegoro adalah orang-orang yang baik. Karena kondisi pasar saat ini dikuasai oleh para pedagang lesehan, para pedagang sore-malam, dan para pedagang trotoar. Padahal, dulunya untuk mendapatkan bedak, toko, dan los, para pedagang harus membeli, membayar retribusi, asuransi, SPPT dan lainnya.
“Coba Pak Sukaemi, lihat ke pasar. Pedagang sore-malam itu baru selesai (berjualan) sekitar pukul 07.00 WIB. Padahal pedagang yang di dalam saat itu baru berangkat. Pukul 09.00 sampai 10.00 WIB pasar sudah sepi. Pukul 12.00 WIB sudah nggak ada orang. Kalah dengan lesehan pak,” ujarnya kepada Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop UM), Sukaemi.
Konsep pasar 24 jam, menurut Agus, dapat menjadi jalan keluar dari persoalan tersebut. Karena Disdagkop UM Bojonegoro dia nilai tidak mampu menertibkan pedagang lesehan sore – malam. Tetapi dengan sudah berdirinya pasar wisata yang tanpa mengajak rembuk para pedagang, dia menduga Pemkab akan memaksakan pedagang pindah ke sana.
“Tidak mungkin Pak (memaksa pedagang pindah),” tukas Sukaemi menyanggah pernyataan Agus Mujianto.
Sementara, Sekda Nurul Azizah menyatakan, bahwa pertemuan yang digelar merupakan ruang diskusi untuk menampung semua masukan dari pedagang. Guna bersinergi untuk menemukan landasan yang baik.
“Saya kira pertemuan ini tempat panjenengan menyampaikan. Dan saya bisa memantau,” ucapnya.(fin)