Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Operator lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), menghelat dialog antar petani untuk menularkan pengalaman yang dipusatkan di Desa Brabowan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (28/11/2022).
Hadir dalam perbincangan seputar pertanian ini, PIC EMCL dan jajaran, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Kabupaten Bojonegoro, Forkopimca Gayam, UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gayam.
Pemerintah Desa Brabowan dan jajaran, 8 kepala desa penerima program, 80 peserta sekolah lapangan, 23 petani pemandu, 15 orang petani dan kelompok tani, serta Tim Yayasan Daun Bendera Nusantara.
PIC Program EMCL, Ali Mahmud mengatakan, perhelatan diwujudkan dalam acara Sekolah Lapangan Pertanian Berkisah. Latar belakang agenda ini adalah, selama tiga tahun terakhir sebanyak 638 orang petani terlibat dalam kegiatan sekolah lapangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kegiatan tersebut, petani mempelajari teknis budidaya tanaman dan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Hasil yang dicapai berupa peningkatan kapasitas petani dalam budidaya tanaman sehat. Petani mampu mengefisiensikan biaya produksi, dan dapat mengoptimalkan hasil panen.
Selama berproses dalam sekolah lapangan maupun praktik di lahan masing-masing, banyak pengalaman budidaya yang didapatkan oleh petani peserta. Pengalaman tersebut hendaknya dibagi kepada para pihak, agar memperoleh dukungan.
“Petani Sekolah Lapangan Berkisah merupakan kegiatan dialog dan diskusi antara petani peserta Sekolah Lapangan dengan petani lain dan para pihak, untuk menyampaikan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh,” kata PIC Program EMCL, Ali Mahmud kepada SuaraBanyuurip.com.
Tujuannya, kata pria hobi sepakbola ini, agar menyampaikan pengalaman dan pengetahuan kepada petani, pemerintah, maupun privat sector. Kampanye pertanian yang ekologis, memperoleh dukungan dari para pihak, dan memperkuat hubungan antara petani dan para pihak.
“Bentuk Kegiatan ini berupa pameran inovasi petani, panen sayuran bersama, dan dialog tematik ‘Petani Berdikari, Berdaya, dan Mandiri. Petani Jaya, Indonesia Bangkit,” ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan sekolah lapangan pertanian untuk mendukung peningkatan pendapatan petani, produktivitas pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.
“Tentunya ini menjadi komitmen EMCL yang diwujudkan dalam pelaksanaan program ini,” tambahnya.
Sementara itu Camat Gayam, Aunur Rofiq, memuji program gagasan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Cepu itu. Dan telah mendengar langsung testimoni dari para petani yang berhasil menerapkan program.
“Melihat hasil yang demikian baik. Saya kira ini mantab untuk terus dilanjutkan. Apalagi dalam Dana Desa kan ada anggaran untuk ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat,” terangnya.
Diwawancarai terpisah, Kepala Desa Brabowan, Adi Sucipto mengaku, bahwa sekolah lapangan pertanian terbukti mampu menekan biaya produksi pertanian para warganya. Utamanya pada pemakaian pupuk kimia. Perbandingannya cukup signifikan dengan sebelum mengikuti program.
Diungkapkan bahwa capaian di tahun pertama, untuk sekolah lapangan tematik bagi para perempuan Brabowan, mereka kini telah mempunyai produk olahan sendiri, jejamuan misalnya. Sedangkan para lelaki mengikuti sekolah lapangan pertanian semangka.
“Pada tahun kedua ini ada sekolah lapangan pertanian padi dan tanaman holtikultura. Yaitu cabe keriting, terong, tomat, labu siam, dan masih banyak lagi. Meski lokasinya di sawah dengan curah hujan tinggi, Alhamdulillah tidak ada gagal panen,” ungkapnya.
“Saat kuota pupuk kimia dikurangi, kami tidak kebingungan. Justru kami bisa berhemat banyak karena menggunakan pupuk organik,” pungkasnnya.(fin)