Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Presiden Joko Widodo atau Jokowi dikabarkan akan ke Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk meresmikan proyek unitisasi gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) pada pertengahan Desember 2022 ini. Proyek gas JTB memiliki kapasitas produksi maksimal 192 MMSCFD dan telah onstream pada 20 September 2022 lalu.
Selain proyek Gas JTB, Jokowi juga akan meresmikan Lapangan Gas MDA & MBH yang dioperasikan KKKS Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). diproses di floating production unit (FPU) dengan kapasitas 175 MMSCFD memproduksi sales gas 120 MMSCFD telah onstream pada 23 Oktober 2022.
Kabar peresmian dua proyek strategis nasional (PSN) di Kabupaten Bojonegoro oleh Jokowi itu dibenarkan oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi.
“Memang akan ada peresmian, tapi saya belum dapat info siapa saja yang akan hadir. Karena semua ditangani Kantor Jakarta,” ujarnya kepada suarabanyuurip.
Rencana Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bojonegoro untuk meresmikan proyek migas sudah berulangkali dijadwalkan. Namun rencana tersebut selalu batal. Belum diketahui secara pasti alasan pembatalan kunjungan tersebut.
Sejak menjabat Presiden RI pada 2014, Jokowi dikabarkan belum pernah mengunjungi Bojonegoro. Padahal, kabupaten ini merupakan penghasil migas terbesar di Indonesia. 30 persen produksi migas nasional disumbang dari Bojonegoro.
Bukan hanya Jokowi. Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY juga beberapa kali membatalkan kunjungannya ke Lapangan Migas di Kabupaten Bojonegoro.
Batalnya kedatangan kepala nagara ini dikabarkan karena Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu daerah yang menjadi pantangan bagi Presiden RI untuk dikunjungi, selain Kabupaten Kediri.
Berikut Daftar Jokowi Batal Kunjungi Proyek Migas di Bojonegoro :
1. Pada 27 April 2016. Presiden Jokowi dijadwalkan melakukan tasyakuran pencapaian puncak produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam. Selain menghadiri tasyakuran, Jokowi juga diagendakan melakukan peletakan batu pertama proyek Unitisasi Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem. Jarak antara Lapangan Minyak Banyu Urip dengan proyek gas JTB hanya sekitar 20 KM.
Juga menandatangani perjanjian jual beli gas antara Pertamina dengan Pupuk Kujang, dilanjutkan penandatangan rencana pengembangan Lapangan Kedung Keris (KDK) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu. Lapangan ini masih menjadi bagian dari Blok Cepu.
Namun kedatangan Jokowi batal. Kedatangan Jokowi digantikan oleh Menteri ESDM yang saat itu dijabat oleh Ignasius Jonan. Sementara tasyakuran produksi puncak Banyu Urip kemudian dialihkan di Fairmont Hotel Jakarta.
SKK Migas saat itu beralasan penundaan kedatangan presiden ini dikarenakan pada hari yang dijadwalkan Jokowi baru pulang dari luar negeri. Sehingga banyak agenda yang harus diselesaikan lebih dulu.
2. Pada pertengahan Mei 2016. Presiden Jokowi diagendakan kembali mengunjungi Lapangan Banyu Urip. Agenda kedatangan mantan Walikota Solo itu untuk menghadiri tasyakuran pencapaian puncak produksi Banyu Urip lagi.
Untuk menyambut Jokowi saat itu, telah didirikan terop megah berukuran besar di lokasi sport center permanen building (PB) 38. Lokasi ini berada di lingkup pekerjaan proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering, Procurement and constructions/EPC) – 5 Banyuurip yang dikerjakan PT Rekayasa Industri (Rekind) – Hutama Karya (HK).
Namun penyediaan tempat yang akan digunakan untuk meresmikan proyek Unitisasi Gas JTB. Semuanya dibongkar karena Jokowi tidak jadi datang.
3. Pada 12 September 2022. Jokowi dijadwalkan akan meresmikan proyek dan sekaligus menyaksikan pengaliran 20 persen gas JTB.
Selain itu, Jokowi juga diagendakan melakukan penanaman pohon di area proyek Gas JTB.
Berbagai persiapan juga telah dilakukan Pertamina bersama kontraktor pelaksana untuk menyambut kedatangan Jokowi. Seperti pembersihan di lokasi peresmian dan pendirian terop. Namun kunjungan batal, dan diundur pada pertengahan Desember 2022.
Berikut Daftar SBY Batal Kunjungi Proyek Migas di Bojonegoro :
1. Pada Akhir Juni 2013. SBY dijadwalkan mengunjungi Kabupaten Bojonegoro untuk melihat penyelesaian persoalan yang menghambat produksi puncak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Selain ingin melihat perkembangan migas Blok Cepu, kedatangan SBY ke Bojonegoro juga akan menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk mensinkronisasi dan mengeksekusi berbagai permasalahan dalam implementasi intruksi presiden (Inpres) No. 2/2012 tentang percepatan produksi migas nasional.
Berbagai persiapan penyambutan dan pengamanan saat itu telah dilakukan. Namun hingga tanggal jadwal yang sudah ditentukan SBY batal mengunjungi Blok Cepu.
2. Pada 11 September 2014. Di akhir masa jabatannya, SBY kembali diagendakan ke Kabupaten Bojonegoro untuk meresmikan proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (Enineering, Procurement and Construction/EPC) Banyu Urip, Blok Cepu. Bahkan rencana kunjungan dimajukan pada 8 September 2014.
SKK Migas, operator migas Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) saat itu telah mempersiapkan kedatangan SBY. Rencananya persmian akan dilakukan di lokasi proyek fasilitas produksi atau Central Processing Fasility (CPF) Banyu Urip. Namun rencana kunjungan kembali batal.
3. 8 September 2014. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung meresmikan CPF Banyu Urip, menggantikan SBY. Sedangkan SBY menandatangani prasasti peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyuurip, setelah menghadiri puncak peringatan Hari Jadi TNI di Surabaya, Selasa (7/10/2014), atau sehari sebelum Chairul Tanjung datang ke Bojonegoro. (diolah dari Litbang SuaraBanyuurip)