Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Jalan penghubung Desa Jelu, Kecamatan Ngasem dan Desa Gayam, Kecamatan Gayam yang semula gelap pada malam hari kini telah terang benderang. Hal ini karena proses pembangunan fasilitas Penerangan Jalan Umum (PJU) telah selesai dan sudah mulai menyala.
Proses pembangunan penerangan jalan ini diinisiasi oleh operator ladang migas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melalui Program Penguatan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat melalui pengadaan PJU tahun 2022. Jalan penghubung Desa Jelu ke Desa Gayam merupakan jalan alternatif bagi warga masyarakat Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Gayam.
Ketua LSM TROPIS Indonesia, Musyadad mengatakan, sebelum jalan penghubung Gayam-Jelu dibangun, jika warga Jelu hendak ke Gayam, pun sebaliknya harus memutar melewati Kecamatan Kalitidu dengan jarak tempuh cukup jauh bisa dua kali lipat dari jalan alternatif ini.
Selain itu kondisi penerangan jalan juga menjadi permasalahan. Karena pengguna jalan merasa was-was saat melewatinya, khususnya di malam hari.
“Saat malam tiba, jalur yang membelah kawasan hutan sejauh sekira 5 kilo meter ini gelap gulita, dan cukup berbahaya bagi warga yang melintas. Tapi sekarang jalannya sudah bagus dan kondisi juga sudah terang. Jadi membuat arus lalulintas warga menjadi lancar,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Sabtu (17/12/2022).
Dijelaskan, bahwa dalam pelaksanaan program ini, EMCL bermitra dengan LSM TROPIS Indonesia membangun fasilitas penerangan jalan sebanyak 35 titik, dan dikerjakan sejak 28 Oktober hingga 15 November 2022.
“Alhamdulillah pembangunan PJU sudah selesai dan sudah menyala. Semoga bermanfaat bagi warga sekitar, khususnya warga Gayam dan Jelu,” tandasnya.
Sementara Camat Gayam, Aunur Rofiq berharap, penerangan jalan ini bisa tembus dari Desa Gayam sampai dengan Desa Jelu dan kualitasnya bagus.
“Harapan saya penerangan jalan ini bisa tembus sampai dengan Desa Jelu, dan kualitasnya harus bagus, standart PU,” imbuhnya.
Terpisah warga Desa Gayam, Sholeh mengaku, dengan adanya PJU ini telah dirasakan manfaatnya. Karena sudah tidak lagi kawatir saat melewati jalur yang masuk kawasan hutan perhutani ini dibandingkan dulu terkesan horor karena gelap dan sepi.
“Saya kan sering keluar malam hari meliwati jalur ini, yang biasanya takut sekarang tidak. Karena jalanya sudah terang benderang. Selain itu, juga banyak warga yang melintas,” pungkas warga yang karib disapa Kaji Sholeh ini.(sam)