Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Tingkat pengganguran di Bojonegoro, Jawa Timur pada 2022 masih tembus di angka 34.414 orang. Angka ini turun 643 orang dibanding tahun sebelumnya. Angka pengangguran itu, disebabkan karena meningkatnya jumlah PHK terutama di sektor migas.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro Kiki Ferdiana mengatakan, penduduk usia kerja di Bojonegoro per Agustus 2022 mencapai 1.016.640 orang atau naik 4.010 orang dibandingkan 2021 lalu sebanyak 1.012.630 orang.
“Penduduk usia kerja meningkat karena jumlah penduduk di Bojonegoro bertambah,” katanya, Jumat (10/2/2023).
Dia mengatakan, di Bojonegoro ada sebanyak 733.653 orang angkatan kerja atau naik 6.140 orang dari 2021 lalu. Jumlah angkatan kerja tersebut, terdiri dari 699.239 orang bekerja dan 34.414 orang menganggur.
“Penduduk yang bekerja mengalami peningkatan 6.783 orang, sementara penganggur di Bojonegoro hanya berkurang sebanyak 643 orang,” katanya.
Sementara itu, Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur Slamet, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka pengganguran. Terutama penyumbang pengangguran terbanyak dari sektor migas.
“Juga, karena kondisi Kabupaten Bojonegoro didominasi perusahaan kecil dan menengah. Juga, tingkat kompetensi pencari kerja baru masih rendah untuk berkompetisi pada pasar kerja nasional,” kata Slamet.
Dia mengatakan, tingkat pengangguran terbuka cenderung naik setiap tahun terutama di 2020 lalu saat pandemi Covid-19. Rinciannya, mulai 2019 sebelum pandemi Covid-19 ada 26.071 orang menganggur, sedangkan pada 2020 meningkat 41.225 pencari kerja.
“Dan untuk 2021 lalu sebanyak 35.057 orang menganggur. Jumlah tahunan tersebut dari total keseluruhan kecamatan,” katanya.(jk)