Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Komisi VII DPR RI mempertanyakan penyelesaian proyek pipanisasi Gas Cirebon-Semarang (CISEM). Proyek strategis nasional (PSN) ini ditargetkan rampung pada tahun 2022 lalu.
“Tapi telah melewati tahun proyek ini belum selesai juga,” kata Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dirjen Migas di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Menurut Eddy, jika proyek pipanisasi Cisem selesai tepat waktu dapat mendistribusikan gas dari Jawa Timur.
“Karena itu kami mendesak Dirjen Migas untuk segera menyelesaikan proyek pipanisasi Cisem,” tegasnya.
Selain itu, Komisi VII mendesak Dirjen Migas agar menjaga keberlangsungan pelaksanaan program BBM Satu Harga, meningkatan alokasi Konkit (koverter kit) Petani dengan mengalihkan sebagian anggaran Konkit Nelayan ke Konkit Petani pada anggaran tahun 2023, memperluas cakupan wilayah program Konversi BBM ke BBG bagi Nelayan hingga kawasan Indonesia Timur.
Juga mendesak Pemerintah untuk segera menuntaskan revisi Perpres No 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak agar alokasi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dan Jenis BBM Tertentu (JBT) dapat tercapai tepat sasaran sesuai APBN Tahun 2023.
Dirjen Migas Tutuka Ariadji sebelumnya menyampaikan, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cisem tahap I ruas Semarang-Batang, pada Desember 2022 lalu telah mencapai 55% dan diharapkan rampung pada tahun 2023.
“Semarang-Batang mudah-mudahan selesai tahun depan dan sekarang sudah mencapai 55%,” ucapnya.
First Welding (pengelasan pertama) pembangunan pipa Cisem dilakukan pada 6 Agustus 2022. Proyek ini merupakan bagian dari rencana interkoneksi pipa transmisi antara jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa bagian Barat dengan jaringan pipa transmisi Jawa bagian Timur.
Interkoneksi pipa ini memperkuat rantai suplai pasokan gas bumi dan dapat diakses masyarakat dengan harga terjangkau secara berkelanjutan, terutama untuk kebutuhan sektor industri eksisting di sepanjang jalur pipa dan kawasan-kawasan industri yang akan segera beroperasi di beberapa wilayah. Antara lain, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Ekonomi Khusus Kendal dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang di Jawa Tengah, serta kawasan industri lainnya yang sedang dalam proses perencanaan.
“Kalau pipa Cisem ini selesai, maka gas dari Jawa Timur bisa dikirimkan ke Jawa Barat. Jadi masalah konektivitas jadi sangat penting untuk mendapatkan energi yang murah dan dapat diakses,” tambah mantan Kepala PPSDM Migas ini.
Pembangunan pipa ruas Semarang-Batang dilaksanakan dengan pembiayaan melalui APBN Tahun Anggaran 2022 dan 2023, di mana pelaksanaan pekerjaan selama 15 bulan. Penandatanganan kontrak pembangunan senilai Rp1,17 triliun telah dilaksanakan pada 17 Mei 2022.
Pipa transmisi ini memiliki diameter pipa 20 inchi untuk mentransmisikan gas bumi dengan kapasitas 116-235 MMSCFD sepanjang sekitar 62 km dari Stasiun ESDM Semarang di Tambakrejo, melalui jalan nasional di utara Kota Semarang hingga pintu tol Krapyak dan melalui ROW tol Semarang-Batang, hingga Stasiun ESDM Batang.(suko)