Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora

Siti Lestari.

Oleh : Siti Lestari

DALAM mata pelajaran P5 yaitu Projek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila dalam kurikulum merdeka, memiliki patokan Pancasila sebagai landasan hidup dalam sosial masyarakat. Oleh karena itu pelajaran P5 berbeda dengan mata pelajaran yang lain, seperti PPKN atau IPS. Memang terdapat kemiripan namun di mata pelajaran P5 lebih memprioritaskan implementasi di lapangan. Sederhananya, pelajaran P5 merupakan pelajaran kewirausahaan/ enterprenuer yang tujuan utamanya adalah mencetak kader Pancasila yang mampu bertahan hidup di tengah masyarakat multi kultural.

Menjelang bulan Ramadan di tahun 2023, semua siswa klas 7 SMP N 2 Blora, dilibatkan dalam kegiatan praktik wirausaha yaitu pembuatan berbagai macam olahan jamur dan minuman daun kelor. Kerja sama tim dalam kelompok menjadi inti dari keberhasilan praktik memasak. Selain itu bimbingan dari Bu Wulan selaku pengampu mata pelajaran P5 di rasa cukup signifikan. Beliau dengan gigih memberikan semangat pada siswa-siswinya saat mempraktekkan kegiatan memasak. Tiap kelompok dituntut untuk improvisasi dalam praktik memasak. Ide memasak yang sebelumnya sudah di diskusikan, menjadikan mereka mudah dalam membuat masakan.

Pada saat praktek memasak, jumlah siswa satu kelas di bagi menjadi beberapa kelompok, sehingga tiap individu mendapatkan tugas yang berbeda. Di sinilah akan terlihat bagaimana tingkat kepekaan antar individu dalam satu kelompok. Sifat asli siswa yang satu dengan yang lain akan terlihat, mana yang baik dan tidak, mana yang individualis dan mana yang bisa diajak kerja sama, akan sangat kelihatan. Apalagi siswa yang egois dibanding dengan siswa yang toleran, juga berpengaruh. Meskipun hanya ada satu siswa yang memiliki sifat egois, dipastikan bisa merusak kekompakan kelompok.

Berangkat dari bahan utama jamur dan daun kelor, siswa akhirnya bisa menyelesaikan masakan makanan dan minuman sekaligus. Tak cukup sampai disitu hasil masakan makanan dan minuman murni hasil karya siswa-siswi SMP N 2 Blora lantas kemudian bisa di pasarkan atau dijual di lingkungan sekolah. Tak segan-segan mereka menawarkan produk mereka ke teman bahkan ke bapak/ibu guru, dan tentunya dijual sesuai dengan harga pasar (seperti di cafe atau di kedai makanan).

Kreativitas siswa dalam praktek memasak memang patut diacungi jempol. Banyak ide menarik yang dimunculkan saat memasak. Contohnya geprek jamur, pangsit jamur, katsu jamur dan risole jamur. Sedangkan minuman berbahan dasar kelor, di olah menjadi minuman yang enak untuk dinikmati, seperti dawet berbahan dasar cendol dari kelor, boba kelor, dan masih banyak yang lainnya.

Dalam kurikulum merdeka, siswa tidak bisa dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran. Kemampuannya akan terasah sendiri di sekolah. Karena yang menentukan masa depan siswa kelak bukan dari keturunan siapa, lulusan dari sekolah atau kampus mana, namun tingkat keseriusan dan kepekaan dalam mencari celah/ peluang yang ada di masyarakat. Tidak jamannya lagi kita hidup di era yang mengagung-agungkan kekayaan, keturunan, trah atau jabatan. Siapa yang lincah, gesit dan cepat, dialah yang bakal jadi pemenang.

Oleh karena itu latihan menjadi interprenuer atau pengusaha merupakan upaya pembiasaan diri yang nantinya diharapkan setelah ini siswa bisa hidup mandiri di kehidupan masyarakat. Kalau usia siswa dirasa masih terlalu dini untuk terjun di kehidupan sosial masyarakat, minimal dia bisa membantu orangtuanya mengerjakan kegiatan di rumah, seperti membantu memasak, bersih-bersih dan lain-lain. Supaya setelah dewasa besok anak kita bisa siap menghadapi arus gelombang kehidupan yang semakin besar.

Penulis adalah Mantan Ketum PC PMII Blora, dan saat ini menjadi Ketua LPP Kinasih Blora

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *