Pengembangan WK Rokan: Investasi Triliunan Rupiah untuk Cadangan Migas Tambahan

FOTO ILUSTRASI : Salah satu lapangan migas yang dikembangkan di WK Rokan oleh PHR untuk menambah cadangan migas.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan persetujuan Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) Sumatra Light Oil Tahap-4 Wilayah Kerja (WK) Rokan senilai Rp12,5 triliun.

Lapangan tersebut dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Rokan (PHR). Dengan disetujuinya OPL Sumatra Light Oil Tahap-4, diperkirakan akan diperoleh tambahan cadangan migas sebesar 26 juta barel minyak dengan puncak produksi sekitar 10 ribu BOPD (barel oil per day) di WK Rokan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa SKK Migas terus berkomitmen mendukung pengembangan WK Rokan, karena masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional dengan rata-rata produksi sebesar 160 ribu BOPD (barel minyak per hari).

“Kami berharap, dengan disetujuinya OPL Tahap ke 4 maka PHR dapat mencapai target produksinya,” kata Dwi dalam keterangannya.

Dwi menjelaskan ruang lingkup OPL Tahap-4 yang disetujui SKK Migas di antaranya meliputi pengeboran 245 sumur dan pemutakhiran produksi untuk mengelola tambah minyak. Total investasi yang akan digelontorkan sekitar Rp 12,5 triliun dengan perkiraan pendapatan negara sebesar sekitar Rp 10,5 triliun yang dihasilkan dari 26 Juta barel minyak yang akan diproduksikan.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pertamina melalui PHR yang telah merealisasikan komitmennya untuk tetap berinvestasi di WK Rokan. Selain berupaya untuk dapat memenuhi target produksi nasional, investasi ini diharapkan juga mampu memberikan multiplier effect kepada masyarakat di Provinsi Riau,” ujar mantan Direktur Utama Pertamina itu.

Multiplier effect yang diharapkan, tambah Dwi adalah terciptanya bisnis penyedia barang dan jasa bagi para pengusaha lokal, terbukanya kesempatan untuk lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja lokal, dan adanya program tanggung jawab sosial dari KKKS.

“Industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak positif yang bersifat teknis, tetapi juga non-teknis utamanya bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” pungkas Dwi.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *