37 Gunungan Naga di Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro Jadi Rebutan Warga

SEDEKAH BUMI : Gunungan naga saat direbut ratusan warga di Kelenteng Hok Swie Bio, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Sebanyak 37 gunungan naga yang tersaji di Kelenteng Hok Swie Bio di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi rebutan ratusan warga. Gunungan yang terdiri dari aneka makanan ini ludes diserbu warga setempat yang telah menunggu sedari pagi.

Sesaji gunungan tersebut merupakan bagian dari ritual dalam tradisi sedekah bumi yang digelar oleh Pengurus Kelenteng Tri Dharma Hok Swie Bio Bojonegoro. Bermacam makanan terdiri buah-buahan, nasi, ikan, daging dan sebagainya disusun sedemikian rupa hingga berbentuk kerucut atau gunungan.

Panitia acara menempatkan 37 gunungan di tempat-tempat khusus dengan memberikan hadiah di dalamnya. Baik berupa makanan, pakaian, atau barang berharga lainnya, serta hadiah kejutan yang diletakkan di dalam beberapa patung naga.

Sebelum grebeg gunungan ini dimulai, para pengurus terlebih dahulu melakukan ritual sembahyang dan mendoakan 37 gunungan yang telah disiapkan sebanyak tiga kali.

Namun, ratusan warga yang telah bersedia sejak pagi inipun tak bisa sembarangan grebeg sebelum ada tanda dari panitia. Yakni berupa lonceng yang dibunyikan usai pelaksanaan sembahyang.

Saat lonceng didentangkan tanda grebeg dimulai, sontak gunungan ludes dalam waktu tak seberapa lama. Tak peduli pria maupun wanita, bertubuh tinggi ataupun pendek, berpostur besar maupun kecil, semua berbaur saling berebut.

Salah satu peserta grebeg gunungan naga, Warsito mengaku, sebetulnya benda yang paling dia incar adalah kepala naga. Ini karena panitia biasanya menyelipkan berbagai kupon hadiah kejutan yang menarik di dalamnya. Seperti kulkas, mesin cuci, dan bermacam benda eletronik lainnya.

“Sayangnya, kali ini saya cuma dapat nasi bucu-nya saja,” ujarnya.

Sementara itu, Pengurus Harian Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Hok Swie Bio (HSB), Hadi Soegiharto, menuturkan, sedekah bumi bagi umat Kelenteng HSB merupakan tradisi rutin yang berlangsung setiap tahun.

Hal itu dikatakan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat yang telah diberikan serta kelancaran dalam berusaha. Adapun hubungan itu dilambangkan dalam bentuk miniatur gunungan vertikal sebagai simbol hubungan manusia dengan Tuhan.

“Agar manusia senantiasa mengingat Tuhan. Kami mendoakan keselamatan, keberuntungan, panjang umur, murah rejeki. Dalam ritual sembahyang kami juga mendoakan arwah para leluhur,” bebernya.(fin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *