Agar Pancasila Masuk Sendi Kehidupan

Usman Roin.
Usman Roin.

Oleh: Usman Roin

HARI ini kita bersama memperingati Hari Lahir Pancasila. Ekspresi memperingatinya pun beraneka ragam. Mulai dengan menggelar upacara, kampanye virtual, hingga implementasi nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Hal itu dilakukan agar momentum peringatan yang hadir tahun ini tidak kemudian menguap begitu saja.

Melainkan, sebagaimana tema yang tertera “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas Tahun 2045”, betul-betul mengandung maksud agar kehadirannya bisa menyatukan komponen bangsa dengan segala perbedaan suku, agama, budaya dan bahasa, untuk bersama mewujudkan 100 tahun Indonesia Emas yang maju, mandiri dan berdaulat.

Kemudian, mengutip laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) terdapat pesan bijak perihal hadirnya Hari Lahir Pancasila untuk diarusutamakan nilai-nilainya dalam sendi kehidupan.

Lalu, bagaimana caranya? Bagi penulis, terdapat tiga hal agar Pancasila pelan-pelan masuk dalam sendi kehidupan.

Pertama, pemviralan peringatan. Langkah pemviralan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagaimana yang telah dilakukan sekarang ini adalah bentuk memperteguh kehadiran Pancasila dalam konteks kekinian.

Tentu bicara pemviralan Hari Lahir Pancasila, semua komponen bangsa bersatu, ikut menyuarakan lewat nyetatus via maya atas kehadirannya.

Perilaku tersebut, tidak sekadar mengingatkan hadirnya peringatan lahirnya Pancasila kepada komponen bangsa. Lebih dari itu, momentum persembahan ucapan selamat memperingati Hari Lahir Pancasila, nyatanya melahirkan kekayaan akan warna, desain, serta pesan yang ditampilkan jadi sarana promosi.

Hadirnya keragaman tersebut, mulai dari warna flayer, desain, serta pesan yang tersemat menunjukkan muara yang sama dari kacamata penulis. Yakni, ikut serempak memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh sekarang ini.

Menjadi tepat lagi, sebagaimana yang disampaikan M. Quraish Shihab (2020:128), bila hakikat Pancasila terumus dan lahir atas kesepakatan bersama. Sehingga kehadirannya bukan hanya milik satu golongan atau penganut agama tertentu. Tetapi milik seluruh komponen bangsa.

Karenanya, hadirnya ragam simbol flayer Hari Lahir Pancasila yang bertabur dan dibuat oleh segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, tokoh politik, agama, selebritis, masyarakat, ormas, lembaga pendidikan, LSM, NGO, pers, TNI, Polri semua tingkatan, menunjukkan tekad bersama agar Pancasila pelan-pelan masuk ke dalam sendi masyarakat secara kolosal.

Kedua, mempelajari kembali kandungan Pancasila. Konteks mempelajari yang penulis maksud bisa disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

Terlebih pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, MA/MAK telah ada mapel Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Tentu kajian di dalamnya memiliki muara memupuk cinta tanah air Indonesia.

Adapun jenjang perguruan tinggi, aplikasi mempelajari kandungan Pancasila bisa dilakukan lebih melalui penggiatan riset ilmiah -dijurnal- atau karya tulis ilmiah populer -opini di media cetak dan online- perihal pengejawantahan lima dasar nilai Pancasila agar senantiasa lestari setiap saat.

Jika demikian, keilmuan kampus membumi dalam relung sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketiga, mempraktikan lima dasar nilai Pancasila. Tahap ketiga ini bagi penulis adalah wilayah pengamalan. Yakni, pemahaman dari kelima nilai tersebut dalam laku kehidupan individu dan sosial.

Hal itu bertujuan agar nilai yang terkandung maksud -di dalam Pancasila- kita jiwai dan pedomi, untuk kemudian menjadikannya ideologi bangsa yang riil ikut bekerja, dirasakan kehadiran serta kemanfaatannya oleh seluruh tumpah darah Indonesia.

Karenanya, pengalaman ini akan terwujud manakala telah dihasilkan kajian operasionalisasi berdasar telaah akademik. Riset-riset yang telah dihasilkan tersebut, bisa menjadi pedoman siapa saja yang membaca, untuk kemudian tahu dan paham bagaimana pengamalannya dalam konteks kekinian.

Akhirnya, tawaran tiga hal penulis tersebut semoga bisa dipahami segenap komponen bangsa. Untuk kemudian bersama-sama, bergotong royong, merawat anugerah Pancasila melalui peringatan Hari Lahir Pancasila.

Penulis adalah Dosen Prodi PAI Unugiri

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *