Pria Tua di Bojonegoro Ditemukan Membusuk Dalam Rumah

Petugas kepolisian dan terkait lainnya saat berada di rumah korban Sujito untuk melakukan identifikasi.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Warga Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ditemukan meninggal dalam keadaan membusuk, Selasa (05/12/2023). Pria berusia 72 tahun bernama Sujito ini diketahui tinggal sendirian tanpa ditemani keluarganya.

Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Ragil, tetangga korban. Ini berawal dari kecurigaan tetangga korban, sebab sudah beberapa hari almarhum tidak terlihat di sekitar lingkungan, ditambah muncul bau busuk yang menyengat.

“Awalnya saya ngecek ke lokasi, karena ada rasa nggak enak, rumahnya kok tertutup terus, dan kayak ada bau busuk gitu,” kata Ragil kepada SuaraBanyuurip.com.

Meski tidak ada hubungan darah, pria yang tinggal terpaut sekira tiga rumah dari hunian korban ini mengaku cukup dekat dalam hubungan antar tetangga dengan Sujito. Bahkan Ragil sering sekali mengantar makanan minuman ke rumah korban.

Pria asal Kota Malang ini merasa kasihan dengan keadaan korban sebagai sesama pendatang dari asal daerah sama yang hidup tanpa ditemani siapapun sejak istrinya meninggal dunia. Sementara anak-anak korban telah membangun kehidupannya sendiri pula.

“Pak Jito ini biasanya juga sering berkunjung ke sini (rumah Ragil-red), sering ngasih jajanan ke cucu saya, nah sudah beberapa hari kok ndak kelihatan,” ujar Ragil.

Pria pemilik usaha sablon ini lantas mengecek dengan cara melompat pagar dan membuka jendela kamar depan rumah yang menghadap ke timur tersebut. Sekonyong-konyong muncul bau tak sedap dari dalam rumah. Kecurigaan itu menuntunnya untuk membuka lagi jendela kamar sebelah barat.

“Nah akhirnya sekitar pukul 09.00 WIB saya melihat Pakdhe Jito yang tinggal sendirian di rumah itu terlihat terlentang di tempat tidur, lalu saya hubungi para warga diteruskan ke Kelurahan, sampai pihak berwajib datang dan mengevakuasi sekitar pukul 10.00 WIB,” beber Ragil yang memperkirakan korban telah meninggal sekitar 5 hari sebelum ditemukan mengacu pada terakhir bertemu korban.

Sementara tetangga korban berjarak satu rumah, Vilantika mendapati ada bau busuk sudah muncul sekitar tiga hari sebelum mayat ditemukan. Namun bau yang terbawa angin hingga ke toko kelontong di rumahnya itu disangka hanyalah bau bangkai hewan. Lantaran sekitar rumah korban tumbuh subur rerumputan tinggi dan tumbuhan semak yang rimbun.

“Baunya sih nyampai sini, tapi dikira banyak orang paling bangkai tikus atau hewan apa gitu, jadi ya tidak menyangka ada yang meninggal,” ungkapnya.

Lagipula, biasanya jika lampu rumah korban menyala, para tetangga lazim mengetahui kalau korban mengunjungi anak cucunya yang ada di Kecamatan Dander.

“Itupun orangnya memang jarang keluar, kalau keluar rumah paling nyiram-nyiram tanaman, atau bersih bersih,” terang Vilantika.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Bojonegoro Kota, Kompol Mukodam membenarkan adanya peristiwa orang meninggal dunia mendadak yang terjadi di dalam rumah korban di Jl. MH. Thamrin Gang Ngalimun II RT/RW 10/02 Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro.

“Saksi yang mengantarkan nasi atau makanan untuk korban saat itu memanggil korban namun tidak ada jawaban dan ditemukan oleh salah satu warga sudah meninggal,” tutur Kompol Mukodam.

Menurut keterangan saksi yang dihimpun, sebelum meninggal dunia mengeluh sakit pada kaki sebelah kiri, sedangkan keterangan dari anak korban diketahui jika korban mempunyai riwayat sakit jantung.

“Saat di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan obat-obatan berbagai jenis di kamar korban,” lanjutnya.

Setelah itu, petugas piket menghubungi Identifikasi Polres Bojonegoro dilanjutan membawa korban ke RSUD Sosodoro Djatikoesomo untuk dilakukan pemeriksaan luar terhadap korban.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ditemukan tanda penganiayaan pada korban. Tidak pula ditemukan luka-luka lebam pada korban, tetapi terdapat riwayat penyakit hipertensi atau jantung.

“Pihak keluarga menerima adanya peristiwa tersebut dan menolak dilakukan outopsi dalam kepada jenazah dan hanya dilakukan pemeriksaan luar, lalu dibuatkan surat pernyataan dan ditanda tangani oleh anak kandung korban,” jelas Kompol Mukodam.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *