SuaraBanyuurip.com – Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, melalukan tajak Sumur Mibasa di Minas, Kabupaten Siak, sementara waktu dekat Sumur Pinang East di Kepenghuluan Teluk Nilap, Kecamatan Kubu Babusalam, Rokan Hilir. Tajak sumur ini merupakan upaya meningkatkan produksi dalam mendukung pencapaian target nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030.
Pengeboran Sumur Mibasa dilakukan setelah melalui kajian potensi migas dengan menyasar target reservoir (tempat cadangan migas) pada formasi Basement dan Telisa. Di mana Basement merupakan lapisan batuan dasar yang pada umumnya tidak menjadi target pengeboran sebelumnya.
Begitu pula lapisan Telisa yang berada pada lapisan batuan penutup atau tudung (dalam istilah perminyakan). Setelah dilakukan kajian mendalam, kedua lapisan ini memiliki potensi cadangan minyak cukup besar dan menjanjikan.
Ini merupakan salah satu metode dan teknologi baru yang dilakukan PHR dalam upaya menambah cadangan minyak di wilayah kerja yang sudah mature (matang). Proses pengeboran lapisan Telisa relatif dangkal menggunakan rig dengan kedalaman 1.360 ft. Sedangkan untuk lapisan Basement target pengeboran di kedalaman 2.958 ft.
“Mohon doa semoga operasi berjalan aman dan lancar sehingga apa yang ditergetkan berhasil,” kata VP Driling and Copletions PHR, Andi Solihin, pada kegiatan Syukuran Tajak Sumur Ekplorasi Mibasa di Gedung Pertemuan PHR RCC Rumbai, Pekanbaru dalam keterangannya yang diterima suarabanyuurip.com, Selasa (9/1/2024).
Syukuran tajak sumur juga berlangsung secara daring dan tatap muka yang dihadiri perwakilan SKK Migas, perwakilan tokoh masyarakat, aparatur Kecamatan Minas, perwakilan polsek dan koramil.
PHR mengapresiasi dukungan para pemangku kepentingan dan lapisan masyarakat demi kelancaran dan keamanan operasi dan eksplorasi migas di Riau. Upaya produksi serta memburu cadangan minyak baru terus ditingkatkan PHR untuk mencegah terjadinya penurunan alami di lapangan tua. Sejak alih kelola, PHR telah melakukan pengeboran lebih dari 1.000 sumur di WK Rokan.
“Kami akan terus meningkatkan operasi di tahun 2024 sejalan dengan amanah yang diberikan oleh negara untuk kita agar terus berproduksi. Tahun ini rata-rata produksi kita berada di angka 162 BOPD yang menempatkan PHR menjadi produsen minyak nomor satu di Indonesia,” ujar Andi.
Di tengah aktivitas operasi yang cukup tinggi, PHR senantiasa bersinergi dengan segenap lapisan masyarakat dan pemerintah daerah agar operasi produksi berjalan andal dan selamat.
“Dengan sinergi ini, semoga hasil produksi kita akan terus meningkat, tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Riau dan Indonesia pada umumnya,” tuturnya.
Dalam waktu hampir bersamaan, PHR juga akan melakukan tajak pada Sumur Pinang East yang merupakan ekplorasi berdekatan dengan lapangan Pinang. Adapun target reservoir adalah Bekasap Sand, yang saat ini merupakan reservoir utama di lapangan Pinang.
Pengeboran dilakukan secara vertikal dengan kedalaman 3900 ft relatif sama dengan lapangan Pinang. Sumur Pinang memiliki risiko rendah, karena secara geologi dan subsurface (di bawah permukaan) sangat mirip dengan lapangan Pinang.
Perwakilan SKK Migas Sumbagut mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang sudah mendukung kegiatan tajak sumur ekpolrasi di WK Rokan. SKK Migas terus mendorong program ekplorasi di WK Rokan dalam upaya mendukung pencapaian target 1 juta barel minyak per hari di tahun 2023.
“Tahun depan ada sekitar 570-an sumur yang akan kita tajak. Tentunya sangat membutuhkan dukungan dari segenap lapisan masyarakat dan perangkat daerah. Semoga tajak sumur ini berhasil menemukan hidrokarbon yang besar sehingga mampu mendorong peningkatan produksi nasional,” ungkap Koordinator Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Rochaddy Lubis.
Sebagai informasi, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan di bawah Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi. PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021. Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina. Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.(red)