SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Belanja hibah mesin panen padi atau combine sebesar Rp 33,7 miliar gagal terealisasi di P-APBD Bojonegoro 2023 lalu. Namun, DPRD setempat mengusulkan hibah untuk membeli 75 unit mesin combine tetap dianggarkan kembali pada P-APBD 2024.
Sekretaris Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto mengatakan, hibah mesin combine untuk kelompok tani di Bojonegoro gagal terealisasi pada tahun 2023 lalu.
“Nilainya sekitar Rp 33,7 miliar untuk membeli sebanyak 75 unit mesin combine, akan tetapi gagal terealisasi,” katanya, Jumat (28/6/2024).
Menurur Supriyanto, gagalnya hibah mesin combine itu karena waktunya terlalu mepet dan barangnya terbatas. Apalagi, pada 2023 lalu pengadaan mesin combine bersamaan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) yang juga membeli alat pemotong padi tersebut.
“Sehingga dari Fraksi Golkar mengusulkan hibah combine dianggarkan di P-APBD 2024 atau APBD induk 2025,” katanya kepada suarabanyuurip.com.
Menurut Pak Pri, sapaan akrabnya, menjelaskan, bantuan hibah mesin combine sudah tepat sasaran yakni kepada kelompok tani. Di sisi lain kelompok tani juga sudah berhasil menambah sarana dan prasaranannya termasuk kelengkapan mob de mob atau alat angkut combine.
“Petani sudah mampu memenuhi kelengkapan alsintan lain secara mandiri, sehingga combine dinalai tepat sasaran,” katanya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan, belum terealisasinya hibah mesin combine pada 2023 lalu karena persoalan teknis.
“Persediaan alatnya terbatas, karena dari Kementan juga mengadakan mesin combine sekitar 260 unit yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.
Dia mengatakan, saat ini belum merencanakan kapan akan menganggarkan 75 unit mesin combine di APBD Bojonegoro. Sebab harus ada perencanaan untuk menganggarkan hibah tersebut.
“Apalagi mesin combine terbatas,” katanya kepada suarabanyuurip.com.(jk)
sudah biasaaa… dkpp kalau mau kasih bantuan selalu tidak ter realisasi dengan alasan teknis.