SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Sutrisno merupakan satu-satunya murid Ong Sinshe di Jawa. Pria asal Desa Klampok, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu menggeluti pengobatan saraf kejepit secara tradisional untuk membantu masyarakat.
Ong Sinshe, merupakan guru dan tempat praktik pengobatan terapi di Medan. Status praktik pengobatan Kilinik Ong Sinshe sudah di bawah naungan Yayasan Ong Sin- she. Berdasarkan Keputusan Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor: AHU- 0006078.AH.01.04 Tahun 2024 tentang Pengesahan Yayasan Ong Sinshe
Ong Sinshe saat ini juga memiliki sembilan anggota atau murid yang sebelumnya belajar di tempat praktik pengobatan terapi Yayasan Ong Sinshe.
Kesembilan murid Ong Sinshe ini merupakan generasi kelima yang direkrut untuk membantu masyarakat berobat. Mereka berasal dari berbagai etnis dan suku, seperti Tiongkok, Jawa, Nias, Tamil, dan Batak.

Para murid Ong Sinshe antara lain, Petrus Waruwu, Asman Jaya Giawa, Hok Cai. Hok Liang, Maikel, Bagus Septrada, Ahmad Fais- al, Rahyuni Manalu alias Rini, dan Sutrisno.
Khusus Sutrisno kini sudah membuka praktik sendiri di Desa Klampok, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, dan kini sudah berkembang.
“Saya merupakan satu-satunya murid Ong Sinshe di Jawa,” katanya, Jumat (5/7/2024).
Sutrisno mengaku belajar pengobatan tradisional untuk membantu masyarakat yang terkena penyakit kronis. Misalnya, mengalami patah tulang, syaraf kejepit, stroke ringan, serta penyakit persendian dan syaraf lainnya.
“Apalagi pengobatan penyakit kronis tersebut sangat mahal, sehingga saya membuka praktik ini tidak menentukan tarif. Bayar seikhlasnya,” jelas Sutrisno.
Dia mengatakan, setelah membuka praktik di rumah, kini banyak masyarakat berdatangan. Bahkan selain Bojonegoro, juga ada dari luar kota seperti Bali, Madura, Malang, Sidoarjo Bandung hingga Sumatera Selatan.
“Untuk jadwal praktiknya saya buka sampai malam, per hari saya bisa menangani 14 pasien lebih,” katanya kepada suarabanyuurip.com.

Pria yang disapa akrab Pak Tris mengaku menekuni pengobatan tradisional karena ingin membantu masyarakat luas dan bersosial. Terutama membantu masyarakat dalam menyembuhkan penyakit kronis.
“Sebelumnya pulang ke Jawa, Guru Ong juga berpesan kepada anggota atau muridnya untuk menjalankan tugasnya dalam membantu masyarakat yang berobat yang berkaitan dengan sakis tulang, saraf kejepit,” katanya.(jk)