SuaraBanyuurip.com – Desa/Kecamatan Kedungadem, Kabupatem Bojonegoro, Jawa Timur, selama ini dikenal sebagai produsen tempe. Warga di desa ini banyak menggeluti usaha tersebut. Namun, limbah produksi makanan khas pedesaan tersebut belum termanfaatkan dengan baik dan kerap menimbulkan pencemaran lingkungan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Kolaboratif (KKN-TK) kelompok 10 Universitas Bojonegoro (Unigoro) memberikan pelatihan pemanfaatan limbah produksi tempe menjadi pupuk organik cair (POC).
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah produksi tempe melibatkan perwakilan pemerintah desa, ibu-ibu PKK, remaja masjid, dan karang taruna Desa Kedungadem.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN Unigoro menjelaskan alat, bahan, serta langkah- langkah pembuatan POC melalui demonstrasi secara langsung.
Proses pembuatan POC cukup mudah. Mulai dari pengambilan limbah tempe, untuk kemudian difermentasi dengan bakteri pengurai, ditambah dengan air dan bahan organik lainnya.
“Pembuatan POC ini memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, serta menurunkan biaya produksi pertanian dan menekan penggunaan pupuk kimia,” jelas Tria Agustining Tyas, narasumber dari Mahasiswa KKN-TK 10 Unigoro.
Pelatihan pembuatan POC dari limbah tempe ini mendapat respon positif dari masyarakat. Banyak petani yang tertarik ingin menggunakan POC dan merasakan manfaatnya.
“Pelatihan ini bisa mendukung pertanian berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan di Desa Kedungadem,” ucap Kepala Desa Kedungadem, Agus Hari Purwanto.(red)