Mensesneg Pratikno Bantu Ponpes Attanwir Bojonegoro Manfaatkan Lahan PTPN

Mensesneg Pratikno dalam kunjungan bersama para pengasuh Pesantren Attanwir, Talun, Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Mensesneg Pratikno dalam kunjungan bersama para pengasuh Pesantren Attanwir, Talun, Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Attanwir di Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (02/08/2024).

Kehadiran Pratikno ini membawa misi untuk membantu Ponpes Attanwir agar dapat memanfaatkan lahan kosong milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang terletak tepat di seberang jalan depan lingkungan ponpes.

Tanah aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dibiarkan terbengkalai selama puluhan tahun. Daripada lahan itu dibiarkan terlantar, pesantren yang memiliki ribuan santri itu pernah mengajukan permohonan beberapa kali sejak tahun 1990an agar dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya maupun pesantren sendiri.

Oleh sebab itu, pria yang menjabat menteri pada kabinet Presiden Joko Widodo dua periode ini tak sendirian, melainkan mengajak serta Dirut PTPN Holding, Abdul Ghani, Dirut Pemasaran dan Aset PTPN I, Landi Rizaldi Mangaewang, dan perwakilan dari Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Dulu saya bertemu dengan beliau-beliau dari Attanwir menyampaikan ini ada gudang lawa (kelelawar) Talun, menimbulkan pencemaran lingkungan dan lain-lain, (setelah) dilacak-lacak ternyata miliknya PTPN, maka saya mengajak Pak Dirut untuk itu,” katanya dalam wawancara cegat kepada Suarabanyuurip.com.

Mensesneg Pratikno bersama rombongan saat meninjau lahan milik PTPN depan Ponpes Attanwir.
Mensesneg Pratikno bersama rombongan saat meninjau lahan milik PTPN depan Ponpes Attanwir, didampingi para pengasuh pesantren, Jumat (2/8/2024) siang.(arifin jauhari)

Selain Dirut PTPN, BSI diajak pula dalam rombongan karena memiliki program untuk membantu pendidikan pesantren. Pratikno memandang Attanwir sebagai pesantren yang luar biasa, tak hanya tua karena berdiri sejak 1933, tetapi juga karena punya santri yang sangat banyak dan memiliki pendidikan sejak madrasah hingga institut.

“Maka pemerintah perlu mendukung,” ujar Pratikno.

Rencana kedepan, lahan milik PTPN tersebut hendaknya dapat bermanfaat bagi Pesantren Attanwir, masjid salah satunya. Sebab selama ini sholat masjid dalam pesantren juga merupakan masjid kampung yang mana kian hari daya tampungnya tak lagi mampu mewadahi jumlah jamaah.

“Jadi perlu ada masjid sebagai fasilitas umum yang lebih representatif, kemudian di sini ada Institut Attanwir, ini kan bagus ya, jaraknya kan cukup jauh dari pusat Kota Bojonegoro, cukup jauh dari Lamongan, jadi bisa untuk mendidik alumni madrasah ke level pendidikan yang lebih tinggi berbasis pesantren,” ungkap pria asli Bojonegoro ini.

“Tanah PTPN itu terbengkalai sejak dulu sekali. Kami ingin memanfaatkannya sejak 1990-an, namun belum bisa,” beber Wakil Pengasuh Pesantren Attanwir, Muhammad Rofiq Sahal membenarkan.

Baru pada 2024 ini, dengan bantuan dari Mensesneg Pratikno itulah tanah PTPN yang terbengkalai lebih dari tiga puluh tahun tersebut bisa dimanfaatkan Ponpes Attanwir. Sebagai desain mula-mula, bangunan masjid bakal diprioritaskan.

“Alhamdulillah, kami berterima kasih kepada Pak Mensesneg Pratikno telah membukakan jalan bagi kami untuk memanfaatkan tanah PTPN di depan kompleks Ponpes Attanwir,” tandasnya.

Dalam kunjungan ini, Mensesneg Pratikno juga melaksanakan jamaah sholat Jumat di masjid dalam Pesantren Attanwir, dilanjutkan meninjau lahan milik PTPN dan diakhiri ramah tamah.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *