PTPN III Bakal Arahkan Lahan Tidur Miliknya Jadi Milik Ponpes Attanwir Bojonegoro

Dirut PTPN III Holding, Abdul Ghani, kala mendampingi Mensesneg Pratikno di Attanwir.
Dirut PTPN III Holding, Abdul Ghani, kala mendampingi Mensesneg Pratikno berkunjung ke Pesantren Attanwir sekaligus meninjau lahan milik PTPN.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menyatakan bahwa lahan tidur miliknya yang terletak di depan komplek Pondok Pesantren Attanwir, Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur bakal mengarah menjadi milik pesantren tersebut.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Utama PTPN III Holding, Abdul Ghani di sela waktu kunjungannya ke pesantren besar ini dalam rombongan bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Jumat (02/08/2024).

Abdul Ghani mengaku, mendapat informasi dari Mensesneg Pratikno bahwa Pesantren Attanwir ingin memperluas infrastruktur, karena infrastrukturnya terlalu padat. Sedangkan ada lahan kosong terdekat statusnya milik BUMN.

“Iya, lahan ini milik kami, saya juga baru tahu bahwa pernah ada permintaan sejak tahun 1990, tahun 2020, tetapi alhamdulillah kami sudah berdiskusi dengan jajaran BUMN dan diarahkan Pak Pratikno sampai pada satu keputusan,” katanya kepada Suarabanyuurip.com dalam wawancara cegat.

Maka keputusannya ialah lahan yang berada tepat di seberang jalan depan Pesantren Attanwir itu akan dapat dimanfaatkan oleh pesantren bersangkutan. Namun melalui beberapa tahapan sebelum sampai menjadi hak milik.

“Tahap pertama kami sewakan dulu 10 tahun, tapi disitu nanti kami atur secara tertulis bisa membangun dan sebagainya. Nanti arahnya adalah Attanwir bisa memiliki,” tegasnya.

Sistim sewa ini diputuskan oleh karena terdapat aturan sedemikian rupa yang harus dijalankan supaya aman dari sisi regulasi. Tak tanggung-tanggung, Ghani menyebutkan bahwa pada Senin (05/08) pekan depan lahan tersebut akan ia bantu untuk diratakan. Kegiatan itu merupakan kolaborasi antara tim PTPN bersama tim dari Attanwir.

“Pak Pratikno menyampaikan, nanti gambarnya beliau akan ikut melihat lalu diminta (agar) kami berkolaborasi dengan kawan-kawan dari Bank Syari’ah Indonesia (BSI),” ungkap Ghani.

Dijelaskan bahwa lahan terdiri dua kapling itu memiliki luas total sekira hampir 2,6 hektar. Dulunya lahan itu bekas pergudangan tembakau yang dibangun pada zaman sebelum kemerdekaan yang kemudian tak lagi dipergunakan hingga puluhan lamanya.

“Saya berterima kasih kepada Attanwir,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) At-Tanwir Ahmad Rofiq Sahal mengaku, bersyukur karena apa yang sebelumnya telah dicita-citakan para pendahulu bisa terwujud. Tak lupa ia sampaikan terima kasih kepada Mensesneg asli kelahiran Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo yang telah membantu pemanfaatan lahan.

Pengajuan penggunaan lahan kosong di depan lingkungan ponpes itu dikatakan sudah pernah diajukan pada zaman pengasuh K.H. Sahal Soleh, sekitar tahun 1990. Lalu diajukan lagi pada kisaran tahun 2020.

“Kemudian pada haul tahun ini, kami minta kepada Pak Pratikno untuk memberikan sambutan dan kami ceritakan kondisi di ponpes kami, dan mendapat respon baik ini,” imbuh saudara kandung K.H. Nafik Sahal ini.

Setelah mendapat kepastian pemanfaatan lahan, rencana pembangunan prioritas adalah berupa masjid. Karena, masyarakat sekitar belum memiliki masjid sendiri. Selama ini masyarakat masih menjadi satu menggunakan masjid di komplek pondok pesantren.

“Sedangkan dengan kondisi santri yang ada sekarang, cukup sempit, sebab sekitar 5.000 santri dari Paud hingga Institut yang menempuh pendidikan berada di lingkungan Pesantren Attanwir,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *