SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyebut Kabupaten Bojonegoro memiliki ladang minyak dan gas bumi (Migas) cukup besar serta anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) mencapai Rp 8,7 triliun. Karena itu, Kabupaten Bojonegoro memerlukan satu pusat intelektual untuk menghadapi peradaban masa depan.
“Apalagi Bojonegoro memiliki ladang migas yang cukup besar. Dengan bagi hasil migas Bojonegoro tak perlu lagi memikirkan mencari uang, tapi bagaimana membelanjakan anggaran yang mencapai triliunan tersebut,” ujarnya.
Namun, selain Bojonegoro memiliki kapasitas sangat besar dengan kekayaan alam berlimpah yakni migas, Bojonegoro juga menghadapi tantangan yang luar biasa penting untuk menentukan bagaimana rencana membangun Bojonegoro di masa depan. Dia mengatakan dengan modal besar Bojonegoro mau menjadi apa nantinya.
“Ini tanggung jawab yang luar biasa. Maka saya bisa katakan Bojonegoro sedang menghadapi tantangan untuk peradaban di masa depan. Bojonegoro memerlukan satu pusat intelektual yang bisa menyediakan kerangka intelektual bagi desain peradaban Bojonegoro,” katanya saat memberikan sambutan di pelantikan Rektor Unugiri, Rabu (21/08/2024) lalu.
Dikonfirmasi terpisah, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, M Jauharul Ma’arif mengatakan, terkait adanya migas di Bojonegoro, selama ini peran Unugiri baru pada penelitian dan pengabdian masyarakat terkait dampak negatif migas.
“Kedepan kami berharap dapat berkontribusi dalam mendidik dan menyiapkan tenaga terampil untuk support pengembangan migas di Bojonegoro,” katanya.(jk)