SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Krisis air bersih dampak kekeringan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur semakin meluas. Berdasarkan catatan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Bojonegoro, jumlah warga terdampak kini menjadi 24.903 jiwa atau 8.854 kepala keluarga (KK).
“Hingga 4 September kemarin BPBD sudah mendistribusikan 479 tangki air bersih ke warga terdampak,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny, kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (05/09/2024).
“Tercatat 92 desa di 23 kecamatan di wilayah Bojonegoro yang telah mengajukan droping air bersih. Di antaranya Desa Nglumber, Bumirejo, Desa Kepoh, dan Desa Sugihwaras di Kecamatan Kepohbaru,” lanjutnya.
Sedangkan, dari jumlah desa yang mengajukan droping air bersih 24.903 jiwa atau 8.854 KK terdampak akibat kekeringan pada kemarau tahun ini. Dia mengatakan, untuk daerah yang kekeringan di Bojonegoro merata, namun kebanyakan di wilayah selatan dan timur.
“Krisis air bersih ini memang rutin sepanjang tahun, namun BPBD Bojonegoro juga siap siaga untuk distribusi air bersih,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pada kemarau tahun ini warga harus selalu menghemat penggunaan air bersih. Agar nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Misalnya memasak, mandi, dan minum,” tandasnya.(jk)