SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro – Aktivitas pengeboran sumur minyak ke dua Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah sukses beroperasi. Ladang minyak yang berpusat di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini bakal menambah produksi minyak hingga 13.000 barel oil per day (BOPD).
Aktivitas pengeboran dan pengembangan sumur B -12 EMCL tersebut dimaksudkan untuk mengejar target produksi minyak nasional dan menjaga ketahanan energi, dan menjadi bagian kegitan yang terus menerus dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS di seluruh Indonesia.
Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas, Sri Andaryani mengatakan, Sumur B-12 itu sukses mempenetrasi reservoir facies yang sangat baik yaitu reef complex dimana secara reservoir qualities di atas target. Selain itu, strategi perforasi sudah dipertimbangkan secara matang dimana dijaga jarak (standoff) dengan Gas Oil Contact (GOC) dan Oil Water Contact (OWC) yang cukup aman.
Pencapaian kesuksesan ini didapat dari kerja keras tim dimana setelah didapat hasil pemboran sumur pertama yaitu B-13, dilakukan evaluasi kembali model reservoir Banyu Urip karena terdapat ketidakpastian dari batas facies reef complex dan dilakukan optimasi dengan merubah target trajectory sumur.
“Saat ini, sumur B-12 telah masuk tahap clean up dengan produksi pada level 5,000 BOPD dan akan dinaikan secara bertahap hingga diharapkan mencapai level produksi 13,000 BOPD,” kata Sri Andaryani dalam keterangan tertulis kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (24/09/2024).
Sementara Kepala Divisi Pengeboran dan perawatan sumur, Surya Widyantoro mengatakan, sumur pengembangan B-12 mencapai target pengeboran di kedalaman 6076 ftMD dengan menggunakan anjungan pengeboran PDSI-40.
“Kegiatan pengeboran sumur B-12 diselesaikan selama 45 hari, lebih cepat enam hari dari yang direncanakan,” beber Surya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan, SKK Migas menyambut baik adanya penambahan produksi dari sumur B-12 dan diharapkan dari pengembangan sumur tersebut akan terjadi penambahan lifting minyak dan gas secara nasional.
“Sebagai lapangan dengan produksi terbesar nomor 2 di Indonesia, maka keberhasilan program pengeboran di lapangan Banyu Urip akan memberikan dampak yang besar dalam upaya meningkatkan lifting minyak secara nasional,” ungkap Hudi.
SKK Migas, menurut Hudi, akan terus mendorong KKKS melakukan eksplorasi dan pengembangan sumur eksisting sehingga dapat mewujudkan ketahanan energi dan penambahan lifting.
“Kami berikan apresiasi buat tim yang bekerja, semoga ini berpengaruh positif untuk KKKS lain untuk terus mengejar target produksi migas secara nasional demi ketahanan energi,” ujarnya.
Untuk diketahui, dengan aktifnya pengeboran dan pengembangan sumur di lapangan Banyu Urip Bojonegoro Jawa Timur, Saat ini tersisa lima (5) pengeboran Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang terdiri dari 3 sumur infill Carbonate dan 2 sumur infill Clastic yang baru akan mulai tajak pada Minggu pertama Oktober 2024 dengan estimasi selesai pada tahun 2025.(fin)