Warga Sekitar Ladang Gas JTB Panen Enthung

Berburu enthung jati.
Warga sekitar ladang gas Jambaran-Tiung Biru ketika berburu enthung di hutan jati turut Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko

Bojonegoro– Datangnya musim hujan menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga sekitar ladang gas Jambaran-Tiung Biru (JTB). Mereka ramai-ramai berburu enthung atau ungker sejenis kepompong ulat yang memakan daun jati di hutan sekitar lokasi Gas Processing Facililty (GPF) JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kebupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Lamirah, warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, misalnya. Sejak seminggu terakhir ini mulai mencari enthung di hutan jati dekat lokasi JTB. Dengan telaten ia menyingkapi daun jati kering yang jatuh berserakan sekitar pohon jati. Satu per satu enthung itu dijumputi kemudian dimasukan ke dalam tas kresek.

“Enthung ini bersembunyi dibalik daun kering yang jatuh di sekitar pohon jati,” kata Lamirah kepada SuaraBanyuurip.com, Jumat (22/11/2024) kemarin.

Musim enthung kali ini, bagi warga desa ring satu ladang Gas JTB menjadi berkah tersendiri. Karena dapat dibuat untuk lauk makan. Sehingga bisa untuk mengurangi belanja lauk sehari hari.

Hanya saja bagi yang tidak terbiasa makan enthung bisa menyebabkan alergi berupa gatal – gatal di sekujur tubuh. Namun bagi yang sudah biasa makan rasanya sangat lezat bila digoreng atau ditumis.

“Tidak tak jual, enthung ini saya konsumsi sendiri untuk lauk makan sekeluarga, rasanya enak banget,” ujarnya.

Fenomena unik mencari enthung ini dilakukan warga setahun sekali. Terutama pada awal datangnya musim penghujan. Namun jika hujan turun secara terus menerus maka enthung kembali menghilang karena daun jati kembali menghijau dan enthung banyak yang berubah menjadi kaper (kupu-kupu kecil).

“Dengar-dengar segelas enthung harganya Rp 10.000. Tapi enthung yang saya dapat tidak tak jual, buat lauk makan sekeluarga. Lagian sekarang sudah mulai habis, selain banyak yang mencari, juga sering turun hujan jadi banyak yang sudah jadi kaper,” sambung Sriatun warga lainnya.(sam)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait