SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Tinggi muka air Bengawan Solo yang mengalir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menandakan tren kenaikan. Angka pada mistar pengukur ketinggian permukaan air menunjuk level siaga kuning dan berpotensi naik hingga siaga merah.
“Iya, hari ini berpotensi siaga merah, jika terjadi curah hujan tinggi atau deras di wilayah hulu,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (17/12/2024).
Status siaga kuning itu dikatakan telah berlangsung mulai Senin (16/12/2024) malam sampai dengan Selasa (17/12) siang. Papan penunjuk tinggi muka air menunjuk angka 13,79 meter pada pukul 12.00 WIB. Namun per pukul 15.00 WIB ada penurunan hingga di angka 12,76 meter.
Perempuan gesit dan enerjik ini menambahkan, debit air sungai Bengawan Solo diprediksi akan terus mengalami kenaikan, dengan catatan jika hujan dengan curah tinggi terjadi di wilayah hulu, sementara air di hilir bengawan dalam kondisi meluap ke atas bibir sungai.
“Tetapi jika tidak terjadi hujan, boleh jadi hari ini tidak sampai menyentuh siaga merah, bahkan juga turun. Meski begitu, kami imbau warga yang bermukim di bantaran bengawan agar tetap waspada, karena potensi cuaca ekstrem dan menurut BMKG puncak musim hujan sampai Bulan Januari 2025,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tuban, Zem Irianto Padama menyatakan, wilayah Bojonegoro diprediksi masih dalam potensi cuaca ekstrem, berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang, selama musim hujan dan puncak musim hujan.
Wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.
“Masyarakat kami imbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini melalui kanal BMKG,” tandasnya.(fin)