Kuliah Umum Teknik Sipil Unigoro Hadirkan Inkindo, Bahas Mitigasi Risiko Bencana

Kuliah umum unigoro.
Ketua Inkindo Jatim, Irwan Susilo, ST., MT mengisi kuliah umum mahasiswa Prodi Teknik Sipil Unigoro.

SuaraBanyuurip.com – Prodi teknik sipil Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah umum di Hall Suyitno Unigoro, Kamis (23/1/25). Kuliah umum kali ini membahas peran teknik sipil dalam mitigasi risiko bencana. Prodi tersebut menghadirkan Irwan Susilo, ST., MT, selaku Ketua DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Jawa Timur.

Di hadapan mahasiswa, Irwan menjelaskan, ahli teknik sipil turut mengambil peran dalam disaster risk reduction (DRR) terkait desain, konstruksi, dan pemeliharaan infrastruktur yang menghindarkan dari berbagai ancaman bencana. Sebelum merancang suatu bangunan, ahli teknik sipil juga perlu mengenali potensi bencana di wilayahnya.

“Sebab tipe gerakan tanah longsor di setiap daerah berbeda-beda. Faktor pemicunya pun tidak hanya karena curah hujan tinggi. Tapi bisa jadi batuan atau tanahnya crack dan sudut lerengnya besar,” jelasnya.

Irwan melanjutkan, ahli teknik sipil mulai terlibat sejak pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan, dan pemulihan bencana. Sehingga perlu memahami isu global dan lokal agar bisa menerjemahkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

“Ilmu manajemen bencana adalah multidisiplin. Seorang civil engineer harus menjadi pribadi yang selalu mau belajar,” tandas pemilik usaha konsultan ini.

Kuliah umum dimoderatori oleh Ikko Bagus Ismanto, ST., MT., berlangsung interaktif. Mahasiswa prodi teknik sipil Unigoro Unigoro memanfaatkan momen diskusi dengan praktisi untuk mitigasi risiko bencana dari perspektif teknik sipil.

Kaprodi Teknik Sipil Unigoro, Dr. Hj. Nova Nevila Rodhi, MT., menerangkan, kuliah umum adalah program wajib universitas untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan mahasiswa. Topik kebencanaan sengaja dipilih agar mahasiswa mengetahui mitigasi risiko bencana dari perspektif teknik sipil.

“Sebagai calon-calon insyinyur, kalian harus mengetahui bagaimana merencanakan pembangunan untuk meminimalisir risiko bencana. Terlebih, karakteristik tanah di daerah selatan Bojonegoro adalah tanah gerak,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Dr. Arief Januwarso, S.Sos., M.Si., mengajak civitas akademika prodi teknik sipil Unigoro berupaya mengurangi risiko bencana.

“Kita tunggu praktik dan inovasi dari dosen dan mahasiswa teknik sipil Unigoro sebagai jawaban atas masalah kebencanaan yang ada di Bojonegoro,” ucapnya.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait