Tertarik Hasil Riset Geopark Wonocolo, Pengelola Geopark Kawah Ijen dan Raja Ampat Datangi Unigoro

Geoheritage Wonocolo menjadi wisata migas di Bojonegoro.
Geoheritage Wonocolo menjadi wisata migas di Bojonegoro.

SuaraBanyuurip.com – Hasil riset seputar geopark Wonocolo di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang dilakukan oleh dosen-dosen Universitas Bojonegoro (Unigoro) selama beberapa tahun terakhir menarik perhatian empat pengelola geopark Kawah Ijen dan Raja Ampat.

Mereka mendatangi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro, Selasa (6/5/2025), untuk mengumpulkan data-data pendukung riset yang sudah dilakukan dan menawarkan konsep geopark di Bojonegoro sebagai minat wisata khusus. Apalagi Pemkab Bojonegoro sedang berupaya memperoleh pengakuan UNESCO Global Geopark (UGGp).

“Terutama wisata riset dan laboratorium alam. Salah satu fokusnya terkait bio remediasi tanah di Wonocolo. Karena potensi di Wonocolo banyak. Termasuk menjadi carbon capture,” kata Ketua LPPM Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc.

Dibandingkan dengan geopark Kawah Ijen maupun Raja Ampat, lanjut Laily, Wonocolo adalah geopark yang berlatar belakang sebagai petroleum heritage. Sehingga diperlukan strategi pengelolaan lingkungan yang tepat.

Unigoro.
Pengelola geopark Kawah Ijen dan Raja Ampat saat berdiskusi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro terkait hasil riset geopark Wonocolo.

Laily mengungkapkan banyak fakta menarik Wonocolo yang belum banyak diungkap. Di antaranya sungai Wonocolo memiliki kadar salinitas atau kadar garam tinggi, padahal lokasinya jauh dari laut. Di dasar sungai Wonocolo juga ditemukan fosil Makrozoobentos jenis laut, salah satunya Azooxantella yang biasanya hidup di kedalaman 2.000 meter bawah permukaan air laut.

“Selain itu, keberadaan semut-semut di kawasan tambang minyak tradisional Wonocolo berfungsi untuk menyerap logam berat. Semut-semut di sana masih tetap hidup walaupun dalam tubuhnya banyak logam berat. Karena tanah di kawasan Wonocolo mengandung material logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium,” papar dosen ilmu lingkungan Unigoro yang meriset Wonocolo selama lima tahun terakhir.

Tahun ini, program kuliah kerja nyata (KKN) tematik kolaboratif Unigoro mengusung misi optimalisasi potensi desa dan pengembangan geopark. Yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Saat ini terdata ada 16 geosite, tiga biosite, dan delapan curtural site yang tersebar di berbagai kecamatan.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait