Banjir Bengawan Solo Rendam Ratusan Rumah Warga Bojonegoro

Banjir bengawan solo
Salah satu rumah warga Bojonegoro yang terendam banjir sungai bengawan solo.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo berada pada siaga 3 atau siaga merah, yakni di angka 14.72 meter di atas permukaan laut (MDPL). Akibatnya sebanyak 197 kepala keluarga (KK) di sembilan desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terdampak banjir.

“Sejumlah rumah warga berdasar laporan khususnya di bantaran Bengawan Solo terendam banjir,” kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi.

Heru mengatakan, banjir sudah masuk permukiman warga dengan ketinggian air mulai 10 hingga 75 sentimeter (cm). Banjir luapan dari Bengawan Solo juga menggenangi jalan lingkungan desa, sehingga membuat warga kesulitan beraktifitas.

“Selain rumah serta jalan lingkungan, banjir juga merendam 45 hektare area persawahan di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (20/5/2025).

Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, banjir merendam 197 KK di sembilan desa pada tiga kecamatan di Bojonegoro terdampak banjir. Meliputi Kecamatan Bojonegoro; Kelurahan Banjarjo, Ledok Wetan, Ledok Kulo, dan Jetak, kemudian Kecamatan Trucuk; Desa Banjarsari, Sumbangtimun, Sranak, dan Desa Trucuk, berikutnya Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.

“Saat ini masih terendam karena TMA Bengawan Solo masih siaga merah. Namun, untuk masyarakat masih belum ada yang mengungsi,” ujarnya.

Terpisah Kepala Desa (Kades) Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Sulistyawan membenarkan, bahwa sekitar 17 rumah di desanya terendam banjir luapan Bengawan Solo.

“Air mulai masuk permukiman warga sekitar pukul 15.00 sore, yakni dengan ketinggian 10 sampai 110 cm,” ungkapnya.

Dia menambahkan, saat ini warga terdampak banjir membutuhkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi warga. Kemudian Pompa air untuk menyedot air untuk dialirkan di sungai di wilayah tersebut.

“Selain itu, 14 kandang, 192 hektare padi usia 0-30 hari setelah tanam (hst) juga terendam banjir. Termasuk jalan poros desa dengan panjang 500 meter terendam banjir kedalaman 10-50 cm,” tambahnya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait