Pengeboran Migasnya di Bojonegoro, Mengapa Dinamakan Blok Cepu?

Lapangan Migas Banyu Urip Blok Cepu
Lapangan Migas Banyu Urip, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia terbagi dalam area berpotensi untuk eksplorasi dan eksploitasi yang disebut blok. Dari banyaknya blok migas yang ada, salah satunya bernama Blok Cepu.

Di dalam area kerja hulu migas Blok Cepu ini, terdapat Lapangan Migas Banyu Urip yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kegiatan Hulu Migas asal Amerika Serikat, yaitu ExxonMobil melalui anak usahanya, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Lapangan Migas Banyu Urip merupakan salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, sekira 25 persen produksi minyak nasional ditopang oleh lapangan ini. Lokasi ladang migas ini berada di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sedangkan Cepu ialah nama wilayah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Lantas mengapa dinamakan Blok Cepu?

Dr. Alfonsus Rinto Pudyantoro.
Dr. Alfonsus Rinto Pudyantoro, ketika memberikan materi pelatihan jurnalisme migas di Jakarta.(arifin jauhari)

Akademikus dari Universitas Pertamina, Alfonsus Rinto Pudyantoro mengatakan, bahwa penamaan blok migas didasarkan bukan pada batas daerah administrasi, melainkan berdasarkan pada cekungan yang berpotensi memiliki cadangan minyak mentah.

“Jadi kenapa disebut Blok Cepu? Karena cekungannya ada di Cepu,” kata Alfonsus Rinto Pudyantoro kepada Suarabanyuurip.com kala di Jakarta belum lama ini, dikutip Sabtu (31/5/2025).

Tetapi, menurut peraih gelar doktor yang banyak menulis buku tentang migas ini, adanya cekungan minyak dimaksud itu belum berarti cadangan minyaknya juga ada di cekungan tersebut. Dalam pandangan ahli geologi, cekungan itu disebut sebagai “Cekungan Cepu”.

“Tetapi cadangan minyaknya ada di Bojonegoro, atau Lapangan Banyu Urip,” terangnya di sela memberi materi kepada para jurnalis peserta pelatihan jurnalisme migas profesional.

Oleh sebab itu, nama pada wilayah kerja (WK) migas di Indonesia memanglah tidak merujuk pada nama daerah bagian administrasi. Sebagai perbandingan, Dr. A. Rinto, begitu ia karib disapa mencontohkan, ada WK yang bernama ikan. Misalnya, WK Belida, WK Cakalang, dan WK Kerapu.

“Ada juga lapangan migas yang pakai nama-nama tokoh pewayangan, Arjuna misalnya, jadi tidak melulu bahwa nama itu dari batas-batas administrasi begitu,” beber pria yang memulai berkarier di industri perminyakan saat ia bekerja di perusahaan minyak Amerika, VICO Indonesia dan berlanjut ke perusahaan minyak Inggris, British Petroleum sebelum di SKK Migas.

Penamaan blok migas di Indonesia disebutnya memang berbeda dengan di negara negara lain yang menggunakan kode, bukan nama. Seperti blok 112, blok 134, dan seterusnya. Penamaan yang berbeda-beda ini dia katakan telah “terlanjur” digunakan di tanah air.

“Jadi penamaan blok migas pun berbeda beda tadi tidak merujuk cadangan minyaknya ada di mana,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait