SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengharapkan terjadinya penurunan angka stunting melalui pola asuh orang tua anak.
Hal tersebut mengemuka saat istri Bupati Setyo Wahono itu menghadiri agenda Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) setempat. Yakni Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di Balai Desa Temayang, Kecamatan Temayang, Senin (2/6/2025).
Dalam acara yang dipusatkan di Pendapa Balai Desa Temayang tersebut, Bunda Cantika, sapaan akrab Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, mengajak kepada seluruh kader SOTH menjadi penggiat di lingkungannya agar turut serta membentuk generasi emas melalui upaya penurunan stunting.
“Sebab persoalan stunting menjadi isu nasional yang harus diselesaikan bersama-sama hingga tingkat daerah,” kata Bunda Cantika Wahono dalam keterangan tertulis diterima Suarabanyuurip.com.
Dijelaskan, penyebab anak mengalami stunting bukan semata faktor genetik melainkan juga faktor pemenuhan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Persoalan nasional tersebut, juga turut diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui program prioritas pembangunan bersama berbagai pihak.
Sedangkan mengenai Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) bukan hanya sebatas pembentukan karakter anak usia dini, melainkan juga menyiapkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Serta meningkatkan kualitas pola asuh anak usia dini dan meminimalisir terjadinya stunting akibat pola asuh yang kurang tepat.
Dengan terlaksananya 1 tahun pelatihan kepada para ibu melalui program SOTH di Desa Temayang tersebut, Bunda Cantika berkeyakinan bahwa orang tua akan memperoleh pemahaman terkait parenting atau pola asuh anak yang lebih luas lagi.
Perempuan sarat prestasi ini menambahkan bahwa angka stunting mengalami penurunan yakni 2 persen dari tahun sebelumnya. Capaian tersebut menjadi penyemangat bahwa persoalan stunting dapat ditangani secara bersama-sama, termasuk dengan kerjasama dengan kalangan ibu SOTH yang telah menerima bekal pola asuh anak, seperti pemenuhan gizi anak, menjaga kesehatan anak, peran orang tua dalam pengasuhan anak dan konsep diri yang positif.
Selain itu, Cantika mengajak kepada peserta, sebagai orang tua tidak boleh tertinggal, harus selalu update dan upgrade perkembangan teknologi. Karena anak-anak era sekarang sangat tergantung dengan teknologi. Maka sebagai orang tua harus dapat memantau aktifitas anak dalam menggunakan teknologi.
“Semoga dengan selesainya masa pelatihan SOTH ini, dapat menjadi penggiat lingkungan untuk membangun pola asuh anak yang baik,” harapnya.(fin/prokopim)