Persiapan Menghadapi Pesanan Mitra Pasar, Perajut Desa Sukoharjo Bojonegoro Ikuti Pelatihan Merajut Tas

Perajut Sukoharjo.
Ibu-ibu Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro mendapat pelatihan merajut sebagai persiapan menghadapi pesanan pasar.

Suarabanyuurip.com – M. Alamsyah Syarifudin

Bojonegoro – Sebanyak 15 perajut Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mengikuti pelatihan merajut tas selama 5 hari (24/6 – 01/7/2025) di balai desa setempat.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan Penyandang Disabilitas yang diinisiasi oleh ExxonMobil Mobil Cepu Limited (EMCL) dengan Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI) dan didukung penuh oleh SKK Migas.

Pelatihan merajut dihadiri perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Dewi Prasetyaningrum; Camat Kalitidu Djuono Poerwiyanto; Kepala Desa Sukoharjo Sulistiawan; penanggung jawab dan perwakilan EMCL Marshya C. Ariej; serta perwakilan YSSI Nina Agustina.

Dalam sambutannya di Balai Desa Sukoharjo, Marshya C. Ariej menyampaikan, program rajut di Desa Sukoharjo ini memasuki tahun ke dua. Dari awalnya yang berjumlah 30 orang sekarang ini terseleksi menjadi 15 orang.

“Semoga nanti semuanya bisa sesuai dengan standar kualitas pembeli,” ujarnya.

Camat Kalitidu, Djuono Poerwiyanto berpesan, ibu-ibu perajut harus mempunyai komitmen supaya keterampilan dan kualitas produk meningkat.

“Kalau tadi disampaikan untuk merajut produk seperti ini bagi perajut yang sudah mahir sehari bisa menyelesaikan 2 buah, berarti hasilnya sudah lumayan,” tutur Djuono.

“Setelah pelatihan ini selesai, ibu-ibu langsung mendapatkan pesanan dari mitra pembeli yang keseluruhannya berjumlah 400 buah. Pesanan ini tidak berhenti di sini saja tetapi setelah selesai akan dilanjutkan dengan model yang berbeda. Untuk itu ibu-ibu harus terus semangat merajut,” ujar Nina, Program Manager YSSI.

Unanik, selaku koordinator perajut Desa Sukoharjo menyampaikan, selain merajut tas juga merajut taplak meja, bunga, gantungan kunci dan lain-lain. Produk-produk tersebut dipajang di rumah dan beberapa tamu yang datang tertarik untuk membeli.

Sebagai pelatih dalam Pelatihan Merajut ini diantaranya adalah Ibu Wainem, Koordinator Perajut PRIMA Desa Gayam Kecamatan Gayam. Wainem bercerita bahwa dirinya merupakan seorang petani dan kini ia memiliki tambahan sumber pendapatan dari merajut.

“Sebelumnya (menjadi perajut), saya bekerja di rumah orang dan bertani di sawah. Aktivitas pokok bertani masih saya lakukan hingga saat ini dan merajut menjadi pekerjaan sampingan yang bisa saya kerjakan disela-sela kedua aktivitas tersebut,” ungkap Wainem.(lam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *