SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro — Peristiwa keracunan massal yang menimpa siswa usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kedungadem, membuat Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Setyo Wahono, naik pitam. Adik Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), ini memberi peringatan keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ahli gizi, mitra dapur, dan seluruh pihak terkait agar tidak main-main dengan MBG.
“Saya ingatkan, jangan pernah main-main dengan menu MBG, dan jangan rusak rakyat saya dengan menu MBG yang tak sehat!” tegas Bupati Wahono, Kamis (2/10/2025) malam.
Ultimatum itu disampaikan Bupati Wahono setelah mengetahui adanya siswa-siswi sekolah yang harus dibawa ke puskesmas untuk menjalani perawatan setelah memakan menu MBG.
“Saya minta tidak ada lagi anak-anak sekolah yang keracunan MBG. Cukup, ini yang terakhir,” tandasnya.
Bupati Wahono mengingatkan kepada siapa saja yang menjadi pengelola SPPG untuk program MBG di Bojonegoro agar memperhatikan standar operasional prosesur (SOP) sebelum menu makanan MBG akan dikirim ke para penerima manfaat. Sehingga tidak merusak kesehatan generasi bangsa dengan makanan yang tidak layak.
“Siswa siswi sekolah yang sakit diduga keracunan MBG itu korbannya adalah warga Bojonegoro, tolong jangan berikan makanan yang tidak sehat pada rakyat saya dan merusak kesehatan mereka,” tegas bupati asli Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini
Bupati Wahono menyatakan dirinya bersana Satgas MBG akan melakukan inapeksk mendadak (sidak) di lapangan untuk memastikan anak-anak Bojonegoro mendapatkan gizi dan kesehatan yang baik, karena penerima manfaat program ini adalah warga Bojonegoro. Meskipun kebijakannya berasal dari pemerintah pusat
“Saya akan pastikan para siswa yang merupakan warga Bojonegoro mendapatkan MBG yang betul-betul memenuhi standar kesehatan, higienis, dan bergizi,” tandasnya.
Untuk diketahui, keracunan massal MBG terjadi tiga sekolah di wilayah Kecamatan Kedungadem. Yakni SMA N 1 Kedungadem, Mts Plis Nabawi Kedungadem dan SDN Tumbrasanom. Ratusan siswa mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, sakit perut, dan diare.
Rinciannya, SMA N 1 Kedungadem sebanyak 123 siswa. 50 siswa sebelumnya dirawat di Unit Kesehatan Sekolah (UKS), 22 siswa dibawa ke Puskesmas Kedungadem, Rabu (1/10/2025), dan 61 siswa hari ini, Kamis (2/10/2025), tidak masuk sekolah.
Kemudian MTs Plus Nabawi Kedungadem sebanyak lima siswa. Mereka mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi menu program MBG pada pagi tadi, Kamis (2/10/2025).
Sekolah lainnya, SDN Trumbasanom. Jumlah siswa mengalami gejala keracunan sebanyak 4 siswa usa menyantap MBG, Kamis (2/9/2025). Para siswa di tiga sekolah tersebut mengalami gejala keracunan yang sama. Seperti mual, pusing, sakit perut dan diare.
Keracunan massal MBG yang menimpa ratusan siswa di tiga sekolah tersebut berasal dari menu makanan yang disajikan oleh dua SPPG berbeda. Yakni SMA N 1 dipasok dari SPPG Sideorejo, serta SDN Tumbrasanom dipasok dari SPPG Drokilo.
“Total ada 123 siswa diduga menjadi korban keracunan program MBG. Ada 61 anak yang hari ini tidak masuk sekolah, namun yang tidak masuk sekolah ini belum bisa dipastikan apakah karena diduga keracunan MBG atau sebab lain,” terang Kepala SMAN 1 Kedungadem, Mas Edy Masrur.(fin)