Keracunan Massal MBG di Bojonegoro, Wabup Nurul Rekomendasikan SPPG Ditutup

Keracunan massal MBG.
Wabup Nurul Azizah didampingi Kadinkes Ninik Susmiati kunjungan langsung ke para siswa SMAN 1 Kedungadem diduga keracunan MBG.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Ratusan siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diduga mengalami gejala keracunan usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG). Wakil Bupati Nurul Azizah merekomendasi agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditutup.

Dugaan keracunan massal dialami para siswa SMA Negeri 1 Kedungadem usai menyantap ransum MBG yang dibagikan pada Rabu (1/10/2026) siang pada pukul 12.00 WIB. Para siswa mengeluh pusing, lemas, sakit perut, hingga diare.

“Keluhan di mulai kemarin sore, malem, sampai pagi ini,” beber Kepala Desa (Kades) Tumbrasanom, Juminto kepada Suarabanyuurip.com.

Dari laporan dan obervasi yang ia ketahui, diduga jadwal MBG Rabu 1 Oktober 2025 itu menunya terdiri nasi kuning, ayam suwir, tempe kering, dan acar. Keluhan siswa terkait makanan MBG tersebut, antara lain nasi nglenis, tempe pahit aromanya tidak enak, acarnya terlalu asam, dan ayam agak basi.

“Kurang lebih 500 anak menyatakan keluhan ringan, 8 org dilarikan ke Puskesmas, 36 ijin sakit, 80 anak, tidak masuk, dari total jumlah siswa seluruhnya 930 siswa,” ujar Juminto.

Sedangkan siswa SD Negeri Tumbrasanom, diketahui juga merasakan keluhan gejala keracunan selepas mengkonsumsi MBG hari ini, Kamis (2/10/2025). Sekitar pukul 10.26 WIB.

“4 anak mengalami keluhan pusing, mual muntah. Setelah makan MBG jam 09.00 WIB,” ungkap Kades Juminto.

Keracunan massal MBG Bojonegoro.
Para siswa diduga keracunan MBG di UKS SMAN 1 Kedungadem Bojonegoro.(istimewa)

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro Nurul Azizah, mendapat perintah Bupati Setyo Wahono mengecek langsung ke lokasi di Kedungadem. Segera setelah mendapatkan informasi ada laporan dari masyarakat terkait dugaan keracunan MBG.

“Hari ini di SMAN 1 Kedungadem diperiksa di UKS 40 anak, diperiksa di puskesmas 22 anak, dan 61 anak tidak masuk sekolah, memang diduga ini kasus makan dari MBG,” kata Nurul Azizah dalam wawancara cegat.

Perempuan asli Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, ini mendapat informasi, SMAN 1 Kedungadem telah mendapat ransum MBG hingga hari ke tiga. Keluhan yang dialami para siswa terjadi sejak sore kemarin, hingga malamnya mengalami sakit perut.

Sebagian siswa ada yang memaksakan diri masuk sekolah, tetapi yang mengalami gejala sakit diminta untuk diperiksa di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) atau puskesmas.

Guna memastikan sebab dugaan keracunan para siswa, Nurul Azizah menegaskan, makanan MBG yang dibagikan masih akan diteliti kandungannya. Termasuk menunya.

Ditanya perihal kebijakan pengawsan ke depan terkait Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani kebutuhan MBG, Nurul mengaku telah mendapat perintah bupati, yakni ketika ada kendala atau hambatan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, agar MBG tidak dibagikan.

“Dan rekomendasinya adalah lebih baik (SPPGnya) ditutup,” tandasnya didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Ninik Susmiati.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait