Polisi Selidiki Keracunan Massal MBG di Bojonegoro

Keracunan massal.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro — Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, Polda Jawa Timur, selidiki kasus keracunan massal program makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa di tiga sekolah di Kecamatan Kedungadem. Korps Bhayangkara telah meminta klarifikasi ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan berbagai pihak terkait MBG.

Dugaan keracunan massal MBG dialami siswa SMA Negeri 1 Klitidu, SDN Trumbasanom, dan MTs Plus Nabawi. Para siswa mengalami gejala dugaan keracunan, mulai pusing, muntah, lemas, hingga diare.

Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan klarifikasi kepada SPPG yang berwenang memasok MBG tiga sekolah tersebut. Termasuk pihak lainnya, yaitu dinas kesehatan (dinkes), dan Kepala Sekolah (kepsek) dari tiga satuan pendidikan yang terdampak.

“Kami telah melakukan pengecekan secara langsung ke dapur SPPG yang menyediakan MBG,” kata AKBP Afria Satya Permadi kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (3/10/2025).

Polres Bojonegoro pun telah mendampingi Dinkes Bojonegoro mengambil sampel dari seluruh menu MBG di tiga satuan pendidikan tempat dugaan keracunan terjadi. Sampel itu dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bojonegoro untuk diperiksa.

“Kami juga mendampingi Dinkes Bojonegoro saat mengambil sampel MBG untuk dikirim ke Labkesda,” ujarnya.

Keracunan massal MBG.
Kadinkes Bojonegoro, Ninik Susmiati saat berada di salah satu SPPG Pemasok MBG di Kecamatan Kedungadem.(arifin jauhari)

Terpisah, Kepala Dinkes Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati menyatakan, seluruh siswa yang mendapat penanganan medis di Puskesmas Kedungadem, kondisinya telah berangsur membaik dan sudah pulang ke rumah masing-masing.

“Sudah pulang semua sejak tadi malam,” tutur Ninik Susmiati.

Menurut mantan Asisten Daerah (Asda) III Setda Bojonegoro, jumlah siswa mengalami dugaan keracunan MBG terbanyak berada di SMAN 1 Kedungadem. Yakni 22 siswa sempat dirawat di Puskesmas, 50 ditangani di ruang UKS sekolah, dan 61 siswa tidak masuk sekolah karena sakit.

Sedangkan di SDN Tumbrasanom tercatat 4 siswa mengeluh sakit perut dan pusing. Sedangkan di MTs Plus Nabawi terdapat 6 siswa yang sakit. Rinciannya, 2 dirawat di puskesmas, 3 di ruang UKS, dan 1 siswa sudah kembali berkegiatan di sekolah.

“Semua siswa sudah dalam kondisi membaik,” tegasnya.

Ninik mengaku, belum dapat menyebutkan secara pasti penyebab gejala keracunan massal yang menimpa siswa di tiga sekolah tersebut. Menurutnya, gejala keracunan bisa disebabkan dari banyak faktor, seperti dari makanan, peralatan makan, air, atau kondisi lingkungan yang kurang higienis. Sejumlah penyebab tersebut bisa dari lingkungan di sekolah maupun dapur SPPG.

“Kasus seperti ini tentu banyak kemungkinan penyebabnya. Karena itu, semua sampel makanan, peralatan makan, dan air sudah kami bawa untuk diperiksa di Labkesda Dinkes Bojonegoro,” tandas Ninik.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait