Momentum Bojonegoro untuk Membangun Kemandirian Jangka Panjang

Ketua Ademos, A. Shodiqurrosyad.
Ketua Ademos, A. Shodiqurrosyad.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Seiring mendekatnya periode akhir salah satu kontrak kerja sama di sektor energi, muncul pandangan dari kalangan pemerhati demokrasi dan ekonomi daerah mengenai pentingnya momentum ini sebagai landasan untuk membangun kemandirian ekonomi Bojonegoro di masa depan.

Berdasarkan pandangan tersebut, masa transisi ini membuka peluang strategis bagi daerah untuk memperkuat fondasi ekonominya agar lebih tangguh dan berkelanjutan.

“Ini adalah sebuah kesempatan berharga bagi semua pihak untuk bersama-sama merancang masa depan ekonomi daerah yang tidak hanya bertumpu pada satu sektor,” ujar Ketua Ademos, A. Shodiqurrosyad, kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (31/10/2025).

Gagasan utama yang mengemuka adalah pentingnya optimalisasi pendapatan dari sektor energi yang ada saat ini. Pendapatan tersebut dipandang sebagai modal strategi yang dapat diarahkan untuk diversifikasi portofolio ekonomi. Salah satu fokusnya adalah investasi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai langkah antisipatif menghadapi tren transisi energi global.

“Dengan mengalihkan sebagian aset dan pendapatan ke sektor energi terbarukan, daerah tidak hanya menjamin kelangsungan pendapatan, tetapi juga memposisikan diri sebagai wilayah yang adaptif terhadap perubahan zaman,” jelasnya.

Selain itu, disarankan pula untuk membangun dan memperkuat pilar-pilar ekonomi baru di luar sektor migas. Daerah didorong untuk lebih serius mengembangkan potensi-potensi unggulan yang selama ini belum tergarap maksimal.

Contohnya adalah pengembangan rantai pasok agribisnis dari hulu ke hilir untuk komoditas unggulan lokal, seperti padi premium atau tembakau. Di sektor lain, pengelolaan pariwisata berbasis alam dan budaya secara lebih profesional juga dipandang sebagai sumber pendapatan alternatif yang menjanjikan.

“Tujuannya adalah menciptakan mesin ekonomi baru yang solid, sehingga ketika kontribusi sektor energi mengalami perubahan di masa depan, stabilitas fiskal daerah tetap terjaga untuk membiayai pembangunan,” tambahnya.

Keberhasilan transformasi ekonomi ini, selanjutnya, membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai tingkatan. Kebijakan di tingkat nasional diharapkan dapat selaras dengan upaya pengembangan ekonomi lokal, terutama dalam hal fasilitasi dan pendampingan.

“Dukungan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan tata kelola yang profesional akan memastikan setiap unit usaha baru yang dikembangkan dapat beroperasi secara efisien, transparan, dan kompetitif,” tandasnya.

Pada akhirnya, keputusan terkait kontrak kerja sama energi di masa depan diharapkan tidak hanya berdampak pada penerimaan negara, tetapi juga menjadi katalisator yang mempercepat kemandirian dan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat di daerah penghasil.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait