Angka Kematian Ibu Melahirkan Blora Meningkat

SuaraBanyuurip.com –  Ahmad Sampurno

Blora – Risiko kematian Ibu melahirkan di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memprihatinkan. Pasalnya, angka kematian Ibu melahirkan pada tahun 2016 ini menunjukkan angka peningkatan dibanding tahun 2015 lalu.

“Angka kematian Ibu melahirkan meningkat,” kata Ainus Solichah, wakil ketua Penggerak PKK Kabupaten Blora, saat berkunjung di Desa Mernung Kecamatan Cepu.

Menurutnya, pada tahun 2016 ini kurun waktu bulan Januari hingga Oktober 2016 telah terjadi 21 kasus. Padahal, pada tahun 2015 lalu kurun waktu bulan Januari hingga Desember berada pada angka 15 kasus.

“Sehingga perlu diwaspadai secara serius,” ungkapnya.

Sementara, Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Henny Indriyanti menjelaskan, bahwa Ibu hamil dengan risiko tinggi di Blora mesih menjadi permasalahan serius. Dari angka kehamilan di Blora sebanyak 13.000 terdapat 2.653 berisiko tinggi. Target penurunan 12 persen pada tahun 2016 ini, justru mengalami kenaikan sebesar 20 persen Ibu hamil dengan risiko tinggi.

Dia melanjutkan, kondisi tersebut rata-rata disebabkan faktor usia. Terutama hamil saat usia masih muda, dibawah 20 tahun.

“Usia  diatas 35 tahun juga termasuk memilik kehamilan yang berisiko tinggi,” ungkapnya.

Selain karena umur, kata dia, hamil risiko tinggi juga di pengaruhi karena kekurangan energi keronis. Yang biasanya disebabkan masih minimnya asupan gizi ibu hamil dan menyebabkan saat bayi lahir bisa berat badanya kurang.

“Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun yang menyebabkan rahimnya yang akan bermasalah, kurangnya tinggi badan serta kekurangan darah,” terangnya.

Menurut Henny, ada faktor lain penyebab kehamilan dengan risiko tinggi. Yakni, penyakit bawaan dari ibu hamil. Sebab dari angka kematian ibu melahirkan, sebanyak 16 kematian di sebabkan karena penyakit bawaan.

“Seperti Jantung, TBC, DB, Miningitis, Keguguran, Hipertensi kehamilan dan Pendarahan,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, jika di ketahui ibu hamil memiliki risiko tinggi maka harus segera di periksakan di pusat kesehatan seperti Puskesmas dan juga dokter spesialisas. Karena memerlukan penanganan cepat. (ams)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *