SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Makin tingginya kasus kekerasan yang berkenaan dengan perempuan dan anak disebut sebagai bukti tidak seriusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, dalam menangani persoalan tersebut.
Pernyataan bersifat kritik itu dikemukakan oleh Koordinator Aliansi Perlindungan Perempuan dan Anak (APPA) Bojonegoro, Nafidatul Hima. Kritik itu dia nyatakan menyusul adanya kasus pembuangan bayi perempuan di Kecamatan Baureno belum lama ini.
“Saya rasa Pemkab Bojonegoro sama sekali tidak serius menangani permasalahan pada perempuan dan anak. Isu ini belum menjadi prioritas. Pemkab selama ini masih berkutat pada pembangunan infrastuktur,” kata Nafidatul Hima kepada SuaraBanyuurip.com, Selasa (15/08/2023).
Bojonegoro memiliki satuan tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang berjumlah ribuan tetapi kinerjanya belum terlihat. Bahkan ibu dua anak ini menuding kerja Satgas hanya sekedar formalitas semata.
“Karena persoalan yang berkenaan perempuan dan anak bukan menurun jumlahnya malah semakin tinggi di Bojonegoro. Kasus buang bayi ini juga kembali terjadi,” ujar perempuan yang akrab disapa Hima ini.
Dia menilai, pemangku kebijakan masih bergeming terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi, kekerasan seksual pada perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, hingga tingginya angka perceraian. Menurut dia, hingga hari ini pun belum terlihat ada perubahan program mengatasi masalah tersebut.
Hima mengaku, sejak tahun 2020 sebetulnya pihaknya mendorong dibentuknya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur perlindungan terhadap perempuan dan anak. Namun sampai kini belum disahkan. Sehingga dalam benaknya Pemkab dan Legislatif semakin tidak serius menyelesaikan persoalan.
Padahal, usulan Raperda dari pihak APPA, lanjut Hima, sudah dimasukkan sejak lama setelah bertemu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui pihak pembuat naskah akademik yang menangani. Tetapi belum ada lagi kabar terbaru sejak itu. Sementara masalah di lapangan makin hari makin banyak terjadi.
“Makanya tidak heran, jika Bojonegoro ini saya lihat keadaannya sudah di atas darurat dalam hal perlindungan perempuan dan anak,” tegasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Girindra Wardana Akbar Ramdhani mengungkapkan, sampi detik ini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pembuangan bayi.
“Masih kami lakukan penyelidikan,” ungkap AKP Girindra saat dikonfirmasi.(fin)