SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengaku, belum mendapatkan laporan adanya warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, yang mengalami keracunan yang diduga akibat kebocoran gas di sumur Pad A, Lapangan Sukowati, Blok Tuban, yang di operatori oleh Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) pada Senin (10/7/2017).
“Saya ada acara di DPRD, belum tahu ada peristiwa keracunan,” kata Kepala DLH Bojonegoro, Nurul Azizah, saat dikonfirmasi Suarabanyuurip.com, Senin (10/7/2017).
Namun, pihaknya memastikan akan segera melakukan pengecekan di lokasi untuk mengetahui apakah ada kandungan gas H2S atau tidak, meski sulit dideteksi karena kejadian saat warga keracunan sudah terjadi pada pagi tadi.
“Nanti akan kami cek ke lokasi, hasilnya saya kabari lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Bojonegoro, Yustiani, saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pad A, Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Bojonegoro, mengaku tidak ada warga di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, yang terkena keracunan karena arah angin menuju timur.
“Alhamdulilah, tidak ada warga saya yang terkena gas beracun tersebut. Namun, keterangan yang didapat ada puluhan warga desa Sambiroto, Kecamatan Kapas yang terkena keracunan,” ujarnya.
Wanita berhijab ini menyatakan, saat meminta keterangan dari pihak JOB P-PEJ mengakui ada kebocoran gas yang mengakibatkan 29 warga Desa Sambiroto keracunan. Namun, saat kejadian alarm gas H2S tidak berbunyi.
“Ya ada kegiatan service sumur, tapi pas kejadian alarm tidak berbunyi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sebanyak 29 warga Desa Sambiroto, 1 diantaranya sempat dilarikan ke rumah sakit diduga akibat menghirup gas beracun yang berasal dari kegiatan di Pad A, Lapangan Sukowati, Blok Tuban.(rien)