SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Sebanyak tujuh situs dari 21 situs Geopark, di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang lolos verifikasi menjadi Geoheritage atau Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG). Sehingga membuat Bojonegoro menerima sertifikat Nasional dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) Republik Indonesia.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Bojonegoro, Dharmawan, menyampaikan, Kemenko Maritim Republik Indonesia memberikan sertifikat Geopark Nasional setelah adanya penetapan tujuh geosite di Bojonegoro menjadi Kawasan Cagar Alam Geologi.
“Pemberian sertifikat ini merupakan hasil penilaian terhadap Geopark yang ada di Bojonegoro, beberapa waktu lalu,” ujarnya, kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (24/11/2017).
Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyampaikan, adanya tujuh situs Geopark dan Geoheritage ini tidak lepas dari masa lalu Bojonegoro yang merupakan sebuah lautan.
Adanya hutan Jati yang tersebar di seluruh wilayah dikarenakan dulunya adalah pesisir pantai. Adanya Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, dan Lapangan Sukowati, Blok Tuban, juga dikarenakan adanya jenis fosil laut yang ditemukan berupa Gigi Hiu, Molusca, dan Tulang Paus.
“Fosil-fosil itulah yang membuktikan Bojonegoro dulunya adalah lautan,” pungkasnya.
Dari 21 situs Geopark, ada 7 yang sesuai Permen ESDM No 32 Tahun 2016 sehingga lolos verifikasi menjadi Geoheritage atau Kawasan Cagar Alam Geologi.
Tujuh situs yang masuk Geoheritage yaitu “petroleum geoheritage” Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, struktur “Antiklin” Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan.
Lainnya Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.(rien)