SuaraBanyuurip.com – M. Alamsyah Syarifudin
Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), menggelar opening Festival Geopark Bojonegoro di obyek wisata Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Sabtu (28/6/2025). Festival Geopark Bojonegoro dibuka dengan tari Api Kayangan yang mengitari api abadi Kayangan Api.
Opening Festival Geopark Bojonegoro 2025 dihadiri Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim Evy Afianasari, Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Firatama dan dari berbagai unsur. Juga sejumlah anggota DPRD Bojonegoro.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Welly Firatama menyampaikan, dari tanggal 10 sampai 14 juni 2025, Kabupaten Bojonegoro telah menyelesaikan revalidasi geopark nasional. Bojonegoro juga mendapatkan surat pernyataan dukungan dari Gubernur Jawa Timur untuk ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp) di tahun 2026.
“Tujuan adanya Festival Geopark ini untuk memberikan pemahaman dan rasa memiliki dari masyarakat, swasta dan pemerintah, dan meningkatkan motivasi bersama dari semua pihak untuk mewujudkan geopark Bojonegoro menjadi UNESCO Global Geopark,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Evy Afianasari menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sangat mendukung perkembangan dan kemajuan geopark di Jawa Timur. Itu dibuktikan dengan hadirnya Bapeda Provinsi Jawa Timur untuk mengawal dan memastikan organisasi perangkat daerah (OPD) berkontributi terhadap eksistensi Geopark di Jawa Timur khususnya yang ada di Bojonegoro.
“Geopark Bojonegoro ini sangat erat kaiatannya dengan kebudayaan bahkan tidak hanya batu, dan fosil, tetapi juga kekayaan alamnya,” ujarnya.
Evy mengungkapkan kriteria penilain UNESCO geopark. Perbedaan warisan budaya tak benda berupa upacara adat, tradisi, dokumentasi, pelestarian, dan perlindungan kebudayaan menjadi nilai tambah bagi UNESCO.
“Artinya warisan budaya tidak hanya dijaga tetapi juga diwujudkan dengan narasi budaya yang dapat dijadikan identitas,” tegasnya.
Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah menambahkan, geopark Bojonegoro ini sebenarnya sudah dimulai ketika ditetapkan sebagai geopark nasional pada tanggal 20 November 2017. Mencakup 16 geosit, 3 biosit, dan 8 culturasit.
“Karena sudah dinyatakan geopark nasional maka tahapan berikutnya adalah Geopark UNESCO. Saat ini geopark Bojonegoro menuju UNESCO Global Geopark. Tim asesor sudah hadir di Bojonegoro dan selesai melakukan validasi,” jelas Bu Nurul, demikian Wabup Bojonegoro, karib disapa.
“Ini memberikan kontribusi dari sumber daya alam dan diberikan penghargaan berupa geopark. Dari tahapan geopark ini dengan cara diakui oleh UNESCO bahwa di Bojonegoro ini masuk dicatatan warisan budaya internasional,” lanjutnya.
Opening Geopark Bojonegoro 2025 dirangkai dengan pengukuhan kepengurusan taruna budaya, penandatanganan perjanjian kerja sama dengan badan pengelola geopark. Dilanjutkan geo adventure jaringan geopark Indonesia dengan rute pusat informasi geopark Bojonegoro menuju museum 13 SDN Panjunan 2 Kecamatan Kalitidu, Kampung Samin di Kecamatan Margomulyo, Padangan Heritage, dan penanaman pohon di Teksas Wonocolo, dan workshop taruna budaya.
Rangkaian Festival Geopark Bojoegoro pada malam hari dilanjutkan dengan gelar seni taruna buda, drummer jump, dan kethoprak di obyek wisata Kayangan Api.(lam)
