SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Sebanyak tujuh penari thengul dan enam model dari Kange – Yune akan berkolaborasi dalam pembukaan Asia Pacific Geopark Network (APGN) Symposium yang ke-6 di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (3/9/2019) besok.
“Mereka akan tampil dalam teatrikal fashion thengul,” kata Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Dyah Enggarini Mukti, Senin (2/9/2019).
Asia Pacific Geopark Network akan dihadir sebanyak 800 peserta dari 30 negara. Kegiatan ini mengusung tema The 6th APGN Simposium Tahun 2019 adalah UNESCO Global Geoparks Toward Sustaining Local Communities and Reducing Geohazard Risk, yang menonjolkan kelestarian situs-situs geologi, biologi dan budaya, penguatan peran komunitas lokal dan pengurangan risiko bencana.
Selain kolaborasi teatrikal thengul dan fashion show, lanjut Enggar, sapaan akrabnya, Bojonegoro juga akan mengenalkan dua geopark yang sudah mendapatkan sertifikat geopark nasional sebagai kawasan cagar alam geologi dari Badan Geologi, Kementerian ESDM pada 2017 lalu, yakni Kayangan Api dan Wonocolo.
Enggar berharap, melaui simposium APGN ini dapat membangun jejaring dengan kawasan geopark se-Asia Pacific, dan mengenalkan potensi unik petroleum heritage Bojonegoro.
“Juga mengenalkan seni dan budaya, batik dan thengul ke dunia internasional,” tegasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Amir Syahid menambahkan, ada beberapa kegiatan yang akan diikuti Bojonegoro di APGN selama Selasa – Jumat (3-6/9/2019). Yakni geofair presentasi tentang petroleum geopark Bojonegoro, Simposium, dan tampilan tari kebanggaan masyarakat Bojonegoro pada saat pembukaan yaitu teatrikal Thengul.
Untuk diketahui, Thengul Bojonegoro semakin mendunia. Setelah tampil di Hari Kemerdekaan ke 74 Negara Repuplik Indonesia di Istana Negara, kali ini kembali tampil di ajang internasional.
Tari Thengul adalah tarian tradisional yang terinspirasi dari Wayang thengul asal Bojonegoro. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari secara berkelompok dengan gerakan, ekspresi dan kostum yang menyerupai Wayang thengul. Tari ini merupakan tarian kreasi yang diciptakan para seniman, juga sebagai wujud apresiasi dan upaya untuk mengangkat kembali kesenian yang hampir tenggelam seiring dengan perkembangan zaman.
Tak ingin kesenian itu punah, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini sedang berupaya menggebrak dan menggencarkan kembali thengul. Bahkan menjadikannya sebagai salah satu ikon daerah yang wilayahnya dilalui Sungai Bengawan Solo.
Upaya tersebut membuahkan hasil yang membanggakan bagi masyarakat Bojonegoro. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan thengul dan kesenian sandur sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Pemerintah Kabupaten bersama masyarakat langsung tancap gas agar tercatat dalam rekor dunia Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemrakarsa dan penyelenggara pagelaran Tari Thengul dengan peserta terbanyak yang berjumlah 2.019 penari yang terdiri dari pelajar sepenjuru Bojonegoro.
Tak tanggung-tanggung thengul juga menyapa dunia melalui event Thengul International Folklore Festival (TIFF) 2019 bulan Juli lalu, dengan mendatangkan delegasi kesenian asing dari 4 negara, yaitu Polandia, Bulgaria, Mexico, dan Thailand.
Rencananya, APGN Symposium ke 6 ini akan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi), di dampingi Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.(suko)