SuaraBanyuurip.com -Â Ririn Wedia
Bojonegoro – Menjadi seorang perajut tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Siti Nurul Hidayati (28), warga Bonorejo, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Apalagi bisa sampai memperoleh sertifikat sebagai tranier.
Namun, dengan kesungguhan dan ketekunannya menggeluti kerajinan rajut, semua yang sebelumnya jadi angan-angan Siti, kini jadi kenyataan.
“Sertifikat itu saya peroleh tahun 2019 lalu. Sejak saat itu saya mendapatkan job kemana mana untuk melatih ibu-ibu rumah tangga untuk merajut,” ujarnya kepada suarabanyuurip.com, Minggu (28/6/2020).
Siti menceritakan, awal merajut didapatkan dari pelatihan yang dilaksanakan Kontraktor Kontrak Kerjasama (K3S) Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), pada tahun 2018 lalu.
“Setelah mendapatkan pelatihan ternyata saya bisa dan mengikut sertifikasi. Alhamdulillah lulus,” tegas ibu dua anak ini.
Warga ring 1 Blok Cepu ini mengungkapkan, sebelumnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Tidak ada pekerjaan sampingan lainnya kecuali mengurus anak dan suami.
“Dengan merajut, saya bisa membantu pendapatan suami,” ucap Siti.
Semenjak mahir merajut, wanita berhijab itu terus mendapatkan orderan. Tidak hanya dari tetangga sekitar, tetapi juga EMCL, dan memenuhi pesanan dari luar kota.
“Alhamdulillah, tiap bulan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp750 ribu sampai Rp1 juta. Tergantung orderan,” imbuh penyuka warna pink ini.
Siti berharap warga Desa Bonorejo dan lainnya bisa mengikuti jejaknya. Selain harus telaten dan ulet, merajut juga butuh kesabaran. Sehingga, mampu mengasah keterampilan diri sendiri bahkan bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga.
“Harapannya banyak yang mengikuti jejak saya,” pungkasnya.
Kepala Desa Bonorejo, Rachmad Aksan menyampaikan ibu-ibu rumah tangga di desanya banyak yang sudah belajar kerajinan rajut. Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Barokah Bonorejo.
Menurut Aksan, kerajinan rajut memiliki prospek pasar yang bagus. Selain itu, aktivitas tersebut dapat dilakukan di sela-sela kesibukan mengurus rumah tangga.
“Harapannya ibu-ibu di sini semakin produktif dan bisa memperoleh tambahan pendapatan untuk keluarganya,” sambung Aksan.(rien)