SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Terhitung sejak delapan tahun pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih konsisten mengelola sampah plastik dijadikan bahan bakar minyak (BBM).
Terbukti, sejak uji coba pada tahun 2013 silam hingga hari ini, TPA Banjarsari masih memproses sampah plastik untuk diolah menjadi BBM non hasil pertambangan minyak dan gas bumi (migas).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Hanafi menuturkan, TPA Banjarsari telah delapan tahun eksis melakukan pengolahan sampah plastik dijadikan BBM.
“Masih memroses sampai hari ini, konsisten membuat BBM dari plastik. Untuk wahana edukasi juga bagi para pelajar,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Rabu (11/08/2021).
Terpisah, staf pengelola TPA Banjarsari, Gatot Singkong mengungkapkan, setiap harinya mesin pengolah sampah plastik di tempatnya bekerja masih menghasilkan sekira 5 liter BBM. Terbanyak dari jenis solar.
“Sebanyak 5 liter solar itu dihasilkan dari 10 kilogram (kg) sampah plastik yang telah dipilah. Selain itu juga dihasilkan setidaknya 1,5 liter bensin dan 1,5 liter minyak tanah,” ujarnya.
Menurut Gatot, bahan plastik yang tersedia untuk diolah, saat ini sangat melimpah. Disebabkan tenaga pengolah sampah plastik juga merangkap mengolah sampah menjadi kompos. Sehingga waktunya tidak efisien untuk mengolah stok sampah plastik.
“Hari ini masih ada stok kurang lebih 100 Kg sampah plastik belum diolah, kita kekurangan personil disini. Minimal tiga orang dibutuhkan,” ujarnya.
Pria asal Kecamatan Trucuk ini mengaku, mesin pengolah yang sekarang sudah berbeda dengan yang digunakan dahulu. Tetapi secara teknologi relatif masih sama.
Teknik pengolahan juga masih sama, melalui penghancuran bahan plastik terlebih dahulu, dan api pemasakan menggunakan gas methane yang dihasilkan dari timbunan sampah TPA. Setelah proses kurang lebih 4 jam akan dihasilkan tiga jenis BBM, yang disalurkan melalui pipa terdiri tiga lubang.
Dari lubang pertama, setelah proses penguapan, akan dihasilkan tetesan sejenis minyak tanah. Kemudian, dihasilkan tetesan berupa solar pada lubang kedua. Dan tetesan bensin pada lubang ketiga.
“BBM yang dihasilkan kita pakai untuk operasional TPA. Sebelum pandemi, pengolahan BBM ini dulunya lebih ke edukasi untuk pelajar dari berbagai sekolah yang datang ke sini,” jelasnya.(fin)